Analisis Respon Hidrologi dan Simulasi Teknik Konservasi Tanah dan Air Sub DAS Cimanuk Hulu
View/Open
Date
2017Author
Munggaran, Gilang
Hidayat, Yayat
Tarigan, Suria Darma
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Metadata
Show full item recordAbstract
Sub DAS Cimanuk hulu merupakan salah satu DAS yang prioritas di Jawa Barat. Pengelolaan Sub DAS Cimanuk Hulu menentukan keberlanjutan masa penggunaan Waduk Jati Gede sebagai penyedia kebutuhan air irigasi dan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Banjir bandang yang telah terjadi di Garut merupakan akibat dari alih fungsi lahan dan rusaknya biofisik di daerah Sub DAS Cimanuk Hulu.
Perubahan penggunaan lahan di Sub DAS Cimanuk Hulu mempengaruhi respon hidrologi DAS. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis perubahan penggunaan lahan di Sub DAS Cimanuk Hulu, (2) menganalisis respon hidrologi di Sub DAS Cimanuk Hulu pada kondisi eksisting, kemudian membandingkannya setelah penerapan skenario teknik KTA dengan menggunakan model SWAT dan (3) merekomendasikan teknik KTA yang tepat untuk pengelolaan Sub DAS Cimanuk Hulu berdasarkan hasil simulasi model SWAT.
Analisis perubahan penggunaan lahan pada periode 2004-2014 selama 10 tahun terdapat perubahan yang sangat nyata. Penurunan luasan hutan lahan kering primer menjadi lahan terbuka sebesar 159.7 ha dan semak/belukar sebesar 7.4 ha. Alih fungsi hutan lahan kering primer ini dikarenakan pembukaan hutan oleh penduduk sebagai lahan pertanian berpindah menjadi lahan terbuka dan tumbuh semak. Analisi respon hidrologi pada penggunaan lahan tahun 2009 memiliki nilai KRS 24.81 (Rendah) dan penggunaan lahan tahun 2014 sebesar 82.46 (Tinggi). Hal ini menandakan bahwa respon hidrologi dari Sub DAS Cimanuk Hulu dari tahun 2009-2014 mengalami degradasi. Model SWAT (Soil Water Assessment Tool) digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan lahan terhadap respon hidrologi suatu DAS berdasarkan kondisi biofisiknya.
Model SWAT sudah banyak digunakan dalam penelitian pemodelan hidrologi DAS di Dunia. Running SWAT memiliki beberapa tahap kegiatan yaitu: (1) deliniasi, (2) pembentukan HRU, (3) Input data iklim, (4) membentuk input data, (5) running model SWAT, (6) kalibrasi dan validasi, serta (7) simulasi teknik KTA untuk menentukan pengelolaan lahan terbaik. Model SWAT mampu mensimulasikan debit aliran sungai DAS Cimanuk. Hal ini didasarkan hasil kalibrasi menunjukan nilai NSE 0.65 (baik) dan R2 0.72 serta hasil validasi masing-masing NSE 0.56 (memuaskan) dan R2 0.70. Penerapan semua skenario teknik pengelolan lahan di Sub DAS Cimanuk Hulu dapat mempengaruhi respon hidrologi.
Hasil simulasi model SWAT di Sub DAS Cimanuk Hulu pada kondisi eksisting sudah mengalami degradasi, dengan indikator nilai direct runoff sebesar 1450.99 mm. Penerapan teknik KTA pada penggunaan lahan pola ruang RTRW dengan penerapan rencana teknis RTK RHL BPDAS Cimanuk-Citanduy mampu menurunkan direct runoff sebesar 49.8% .
Collections
- MT - Agriculture [3859]