Persepsi Masyarakat Perkotaan di Wilayah Bogor, Depok, dan Jakarta Utara terhadap Kehadiran dan Pengendalian Hama Permukiman
Abstract
Hama permukiman atau urban pest merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi masyarakat. Berbagai jenis hama seperti tikus, nyamuk, kecoa, rayap, lalat dan sebagainya, bisa dijumpai di sebagian besar gedung perumahan, apartemen, perkantoran, maupun pabrik. Namun, masih sedikit orang yang peduli UDtuk mengendalikan hama tersebut. Berbagai permasalahan dapat ditimbulkan dengan kehadiran hama permukiman, di antaranya timbulnya berbagai penyakit dan merusak estetika. Hama permukiman tidak saja menjadi ancaman warga yang tinggal di perumahan, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi pengusaha makanan karena bisa menjadi sumber penyakit. Perbedaan status sosial, tingkat pendidikan, budaya, dan lain-lain secara tidak langsung berpengaruh terhadap jenis hama yang dikendalikan oleh masyarakat. Oleh karena itu, kehadiran suatu organisme di dalam rumah dapat diartikan berbeda-beda. Sebagian orang tidak merasa terganggu dengan hadirnya hamahama permukiman di rumah dalam jumlah tertentu, tetapi ada sebagian orang lain yang sarna sekali tidak mempunyai toleransi terhadap hadirnya hama-hama tersebut di dalam rumahnya (zero tolerance). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat dan tindakan yang dilakukan masyarakat dalam menghadapi permasalahan hama permukiman. Penelitian ini dilakukan di perumahan, restoran, dan rumah sakit wilayah Jakarta Utara, Depok, dan Bogor yang dibagi dalam tiga keiompok, yaitu mewah, sedang, dan kumuh untuk perumahan dan tipe A, B, dan C UDtuk restoran dan rumah sakit. Sampel untuk tiap kategori perumahan masing-masing 20 responden, restoran 5 responden, dan rumah sakit 1 responden. Menurut masyarakat, hama yang sering menjadi masalah di perumahan adalah nyamuk, tikus, kecoa, dan lalat dan beberapa penyebab timbuhiya hama di antaranya makanan, sampah, lingkungan yang kotor, dan selokan. Ketersediaan makanan yang berlimpah serta kondisi lingkungan yang tidak sehat juga mendukung perkembangan popuiasi hama. Berbagai tindakan pengendalian telah dilakukan di antaranya dengan sanitasi lingkungan, pengendalian secara fisikmekanis dengan cara membunuh hama secara langsung, atau melakukan pengusiran. Sebagian masyarakat masih melakukan tradisi kerja bakti atau gotong royong UDtuk mengendalikan hama dengan cara gropyokan. Tetapi, untuk masyarakat dengan aktivitas yang padat tidak dapat melakukan kegiatan tersebut. Hal ini terkait dengan kondisi sosial di masyarakat tersebut. Jika popuiasi hama sudah cukup meresahkan dan membahayakan bagi penghuni rumah perlu di.lakukan pengendalian dengan
Strategi perJindungan tanaman menghadapi perubohon iklim global dan sistem perdagongan bebas
menggunakan pestis ida, tetapi dalam penggunaannya harus sesuai dengan aturan yang dianjurkan.
Collections
- Plant Protection [185]