Kriopreservasi Semen Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) dalam Pengencer Tris atau Skim Kuning Telur Menggunakan Krioprotektan Gliserol atau Dimetilformamida
View/Open
Date
2017Author
Herbowo, Muhammad Triyadi
Arifiantini, Raden Iis
Karja, Ni Wayan Kurniani
Metadata
Show full item recordAbstract
Inseminasi buatan (IB) adalah salah satu teknologi reproduksi yang efektif
dan dapat diterapkan secara luas di lapangan untuk meningkatkan populasi ternak
kerbau. Kualitas semen beku merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan program IB. Kualitas semen beku kerbau di Indonesia saat ini masih
terbilang rendah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan gliserol dan
dimetilformamida (DMF) sebagai krioprotektan dalam pengecer Tris dan Skim
kuning telur untuk pembekuan semen kerbau lumpur. Semen ditampung dari dua
ekor kerbau lumpur berumur 7 dan 10 tahun menggunakan vagina buatan. Semen
segar dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis dengan rata-rata volume
sebanyak 2.34 ml, berwarna krem, memiliki konsistensi encer hingga sedang,
gerakan massa ++, motilitas spermatozoa 70.35%, viabilitas spermatozoa 83.21%,
keutuhan membran plasma 83.78%, abnormalitas spermatozoa 15.34%, dan
konsentrasi sebanyak 1 154 × 10⁶ spermatozoa mlˉ¹.
Semen kerbau dibekukan dalam pengencer Tris dan Skim kuning telur dengan
tambahan krioprotektan gliserol atau DMF masing-masing 4%, 5%, 6% dan 7%.
Konsentrasi optimal penggunaan DMF adalah 5% baik dalam pengencer Tris
maupun Skim kuning telur dengan motilitas setelah pembekuan masing-masing
sebesar 46.41±1.21% dan 40.44±1.01%, viabilitas 67.65±1.32% dan 55.95±1.04%,
keutuhan membran plasma 69.35±1.05% dan 57.41±1.09%, serta recovery rate
65.95±1.70% dan 57.50±1.24%. Penggunaan 7% gliserol dalam pengencer Tris
maupun Skim kuning telur menunjukkan hasil terbaik dengan motilitas setelah
pembekuan masing-masing sebesar 45.25±1.37% dan 42.33±1.36%, viabilitas
68.41±1.02% dan 61.52±1.42%, keutuhan membran plasma 69.58±1.16% dan
62.41±1.47%, serta recovery rate 64.27±1.91% dan 60.19±1.67%.
Gliserol 7% dan DMF 5% memiliki kemampuan yang baik dalam melindungi
spermatozoa selama pembekuan. Penggunaan DMF lebih dari 5% berdampak
negatif terhadap spermatozoa. Selain dapat mencegah pembentukan kristal es, DMF
juga dapat mengikat glutation. Kerusakan sel pada penggunaan DMF cukup banyak
disebabkan oleh stres oksidatif kerena menurunnya kadar glutation seluler.
Penggunaan gliserol dengan konsentrasi kurang dari 7% menunjukkan daya
krioprotektif yang kurang optimal untuk pembekuan semen kerbau. Penggunaan
pengencer Tris kuning telur menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan
pengencer Skim kuning telur. Hal ini diduga akibat kurangnnya kemampuan protein
susu dan kuning telur (5%) dalam pengencer skim untuk menekan aktivitas protein
PDC-109 dari plasma semen sehingga banyak fosfolipid dan kolesterol yang
terlepas dari membran plasma. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa
penggunaan gliserol 7% dan DMF 5% menunjukkan kualitas semen beku kerbau
terbaik.
Collections
- MT - Veterinary Science [931]