Model Komunikasi Organisasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
View/ Open
Date
2017Author
Luthfie, Muhammad
Hubeis, Aida Vitayala S
Saleh, Amiruddin
Ginting, Basita
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembangunan desa dengan berbagai masalahnya merupakan pembangunan yang berlangsung menyentuh kepentingan bersama, dan merupakan titik sentral dari pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan desa tidak mungkin dapat dilaksanakan oleh satu pihak saja, tetapi harus melalui koordinasi dengan pihak lain, baik dengan pemerintah maupun masyarakat secara keseluruhan. Idealnya, pembangunan desa harus melibatkan atau dapat menumbuhkan partisipasi dari semua pihak termasuk organisasi masyarakat yang ada di dalamnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan, tidak semua pihak dapat terlibat dalam pembangunan desa, terutama bagi pihak yang memiliki perbedaan seperti visi dan misi dengan masyarakat desa. Berkaitan dengan hal itu, menjadi kajian yang menarik jika ada organisasi masyarakat yang memiliki perbedaan dengan masyarakat desa, dapat eksis dan berhasil menjadi pelopor dalam pembangunan desa.
Tujuan penelitian adalah untuk (1) menganalisis interaksi simbolik untuk mewujudkan kepercayaan dan dukungan masyarakat, (2) menganalisis iklim komunikasi yang dibangun oleh organisasi masyarakat, (3) menganalisis jaringan komunikasi yang dikembangkan dalam rangka interaksi organisasi masyarakat, (4) merumuskan model komunikasi organisasi masyarakat dalam pembangunan desa.
Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif melalui: teknik pengumpulan data observasi, indepth interview, FGD, dan studi dokumen. Lokasi penelitian adalah Desa Plompong, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, dengan subyek penelitian adalah Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat yang memiliki karakteristik berbeda dengan masyarakat. Informasi diperoleh dari informan penelitian yang diwakili oleh ketua pimpinan organisasi sebagai informan kunci; dan informan pelengkap untuk menghasilkan validitas data, yaitu para anggota pimpinan serta tokoh masyarakat yang terkait dengan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan organisasi dalam mengenalkan eksistensi, menggerakkan program dan menjadi pelopor dalam pembangunan desa karena telah memilih tindakan komunikasi yang tepat dan terukur. Pada proses interaksi simbolik, Muhammadiyah menjadikan keterbukaan tentang perbedaan sebagai inti pesan yang disampaikan kepada kelompok-kelompok yang berbeda keyakinan. Hasilnya melahirkan kompromi-kompromi atas dasar toleransi dan kepentingan bersama. Iklim komunikasi organisasi, dibangun dalam suasana yang penuh kebersamaan. Jaringan komunikasi yang dikembangkan, telah memudahkan organisasi untuk menjaga eksistensi, menjalin kerjasama dengan pihak lain, dan meningkatkan kinerja dalam pembangunan desa. Model komunikasi organisasi masyarakat dalam pembangunan desa berorientasi pada keterbukaan untuk mencapai kompromi, iklim komunikasi organisasi yang sehat dan jaringan komunikasi organisasi yang luas.
Collections
- DT - Human Ecology [567]