Penggunaan PMSG dan hCG pada Induk Sebelum Pengawinan untuk Menghasilkan Anak Babi yang Lebih Sehat dan Unggul
View/ Open
Date
2017Author
Montolalu, Friska Mery
Manalu, Wasmen
Ekastuti, Damiana Rita
Esfandiari, Anita
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu kelebihan ternak babi ialah sebagai ternak dengan jumlah anak
dalam setiap kelahiran berkisar antara 8-12 ekor, dengan rata-rata tiga kali kelahiran
per tahun, sehingga sangat potensial untuk dikembangbiakkan. Namun demikian,
pada kenyataannya produktivitas ternak babi belum optimal yang antara lain
ditandai dengan tingginya angka kematian anak babi neonatus dan rendahnya bobot
lahir anak babi dan laju pertumbuhan sampai lepas sapih.
Salah satu faktor yang menentukan baik buruknya kondisi uterus induk
selama masa kebuntingan adalah ketersediaan hormon-hormon kebuntingan,
terutama progesteron dan estradiol sebagai hormon kunci pengatur kebuntingan.
Sekresi endogen hormon-hormon kebuntingan (estradiol dan progesteron) dapat
ditingkatkan melalui peningkatan jumlah kelenjar penghasil atau melalui
peningkatan aktivitas sintetik kelenjar yang ada. Perbaikan sekresi endogen hormon
kebuntingan dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dengan melakukan
penyuntikan pregnant mare serum gonadotrophin (PMSG) dan human chorionic
gonadotrophin (hCG). Suatu rangkaian empat tahap penelitian telah dilakukan
untuk mempelajari pengaruh penyuntikan PMSG dan hCG sebelum pengawinan
untuk menghasilkan anak babi yang sehat dan unggul.
Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengetahui efek penyuntikan
PMSG dan hCG sebelum pengawinan pada induk pada performa kebuntingan,
kelahiran dan laktasi. Ternak yang digunakan adalah babi dara umur 6 bulan
keturunan Landrace sebanyak 30 ekor dengan bobot tubuh berkisar 95 – 105 kg
dan anak-anak yang dihasilkannya. Hormon yang digunakan adalah PMSG dan
hCG sebelum pengawinan dengan dosis 600 IU pada 15 ekor calon induk dan
sisanya disuntik NaCl fisiologis 0.90%. Penyeragaman birahi dilakukan dengan
menyuntikkan prostaglandin (PGF2α). Parameter yang diukur adalah konsentrasi
hormon estradiol dan progesteron, bobot badan induk bunting pada hari ketika
dikawinkan dan pada umur kebuntingan 110 hari, pertambahan bobot badan induk
bunting, interval kelahiran dan konsentrasi immunoglobulin G (IgG) kolostrum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuntikkan PMSG dan hCG sebelum
pengawinan pada induk sebelum pengawinan dapat memperbaiki performa
kebuntingan, kelahiran dan laktasi, dilihat dari peningkatan konsentrasi hormon
estradiol (P<0.05) dan progesteron (P>0.05), peningkatan pertambahan bobot
badan induk selama kebuntingan (P<0.05), interval kelahiran yang lebih cepat
(P<0.05), dan peningkatan konsentrasi imunoglobulin G kolostrum.
Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengkaji performa neonatus anak
babi yang induknya disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan. Pada tahap
kedua ini digunakan anak babi dari penelitian tahap satu untuk dilakukan
penimbangan bobot badan, pengukuran dimensi tubuh (panjang badan, tinggi
tungkai depan, dan tinggi tungkai belakang), penghitungan jumlah anak yang lahir
hidup, lahir mati, penghitungan pulsus dan napas, pengukuran suhu tubuh, serta
pengamatan lama waktu dari saat lahir sampai berdiri. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa induk yang disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan
melahirkan anak dengan proses kelahiran yang lebih cepat dengan daya hidup yang
lebih tinggi. Anak babi yang dilahirkan oleh induk yang disuntik PMSG dan hCG
sebelum pengawinan mempunyai bobot lahir yang lebih optimum yang disertai
dengan panjang badan, tinggi tungkai depan, dan tinggi tungkai belakang yang lebih
besar dan homogen dalam satu induk.
Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuntikan
PMSG dan hCG sebelum pengawinan pada induk pada pertumbuhan, gambaran
hematologi, dan bobot organ dalam tubuh anak babi. Penelitian tahap ketiga
menggunakan 72 ekor anak babi dari penelitian tahap pertama untuk diamati
pertumbuhannya. Bobot badan dan dimensi tubuh (panjang badan, tinggi tungkai
depan, dan tinggi tungkai belakang) diukur pada anak babi umur 0, 7, 14, 21, dan
100 hari. Bobot organ dalam tubuh diukur pada anak babi yang dieutanasi pada
umur 100 hari. Organ dalam tubuh yang ditimbang ialah jantung, hati, ginjal, paruparu,
otak, dan usus. Rasio antara bobot organ dan bobot badan dihitung untuk
mendapatkan bobot relatif organ terhadap bobot badan. Dilihat juga korelasi antara
bobot badan dengan bobot organ dalam tubuh. Sampel darah juga diambil untuk
pemeriksaan hematologi pada anak babi lepas sapih (umur 4 minggu). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa anak babi yang dilahirkan dari induk yang disuntik
PMSG dan hCG sebelum pengawinan memiliki bobot badan, bobot organ, panjang
badan, dan tinggi tungkai depan yang lebih besar. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa bobot badan anak babi yang dilahirkan dari induk yang
disuntik PMSG dan hCG sebelum pengawinan berkorelasi positif dengan organ
usus dan paru-paru sedangkan bobot badan anak babi yang dilahirkan dari induk
yang disuntik NaCl fisiologis hanya berkorelasi dengan organ usus. Hasil penelitian
ini juga menunjukkan bahwa anak babi yang dilahirkan dari induk yang disuntik
PMSG dan hCG sebelum pengawinan lebih sehat, dengan profil eritrosit dan
trombosit yang stabil dan jumlah leukosit yang lebih rendah tetapi masih dalam
kisaran normal. Disimpulkan bahwa penyuntikan PMSG dan hCG pada induk
sebelum pengawinan dapat memperbaiki performa pertumbuhan anak.
Penelitian tahap keempat bertujuan untuk mengetahui efek penyuntikan
PMSG dan hCG sebelum pengawinan pada respons tanggap kebal anak babi.
Penelitian tahap keempat menggunakan 40 ekor anak babi dari penelitian tahap
pertama untuk diamati kemampuan tanggap kebal anak babi. Bobot badan anak
babi ditimbang sebelum divaksin dan 4 minggu setelah divaksin. Sampel darah juga
diambil untuk menentukan konsentrasi hormon kortisol, imunoglobulin G, total
protein, albumin, globulin serta rasio antara albumin dan globulin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa anak babi yang dilahirkan dari induk yang disuntik PMSG dan
hCG sebelum pengawinan lebih sehat dengan sistem kekebalan tubuh yang baik.
Hal ini dibuktikan dengan konsentrasi hormon kortisol yang lebih rendah serta
peningkatan konsentrasi IgG, total protein, albumin, globulin, dan rasio antara
albumin dan globulin. Disimpulkan bahwa penyuntikan PMSG dan hCG sebelum
pengawinan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak babi.
Collections
- DT - Veterinary Science [286]