dc.description.abstract | Upaya rehabilitasi lahan kritis dalam kawasan hutan maupun areal bekas
penebangan merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan. Jenis
Dipterocarpaceae merupakan kelompok jenis yang potensial untuk dikembangkan
dalam pemulihan areal hutan terdegradasi, salah satunya adalah kapur tanduk
(Dryobalanops lanceolata Burck.). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh faktor keterbukaan kanopi, dosis pupuk kandang, dan kondisi fisik
lingkungan (suhu, kelembaban, kelerengan, dan kondisi tanah) terhadap
pertumbuhan Kapur Tanduk (D. lanceolata.) di KHDTK Haurbentes, Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan perbedaan tingkat keterbukaan kanopi
(71.34 %, 37.91%) dan dosis pupuk kandang (0, 2, 4 kg/lubang tanam) tidak
memberikan pengaruh nyata baik secara tunggal maupun interaksi keduanya
terhadap pertambahan diameter dan tinggi anakan D. lanceolata. Perbedaan
tingkat keterbukaan areal menghasilkan respon yang berbeda pada masa awal
pertumbuhan, tingkat keterbukaan 71.24% (areal terbuka) memiliki respon
pertumbuhan yang baik terhadap diameter sedangkan pada tingkat keterbukaan
37.91% (dibawah naungan) pertumbuhan tinggi tanaman. Dengan demikian,
sampai umur 6 bulan anakan D. lanceolata dapat beradaptasi dengan tingkat
keterbukaan kanopi antara 37 – 72%. Kondisi lingkungan pada petak penelitian di
KHDTK Haurbentes sesuai dengan karakteristik tempat tumbuh jenis tersebut
sehingga mampu mendukung pertumbuhan anakan D. lanceolata. | id |