dc.description.abstract | Tikus merupakan satwa liar yang hidup berdampingan dengan manusia.
Keberadaan tikus sebagai mamalia pengerat seringkali menimbulkan kerugian
baik dalam bidang pertanian, perkebunan, permukiman, dan kesehatan. Upaya
pengendalian sudah banyak dilakukan baik secara kimiawi maupun non kimia.
Metode pengendalian secara kimiawi dengan rodentisida dinilai lebih efektif
dibandingkan dengan pengendalian lainnya, meskipun dianggap kurang ramah
lingkungan dan dapat membahayakan hewan bukan sasaran. Penelitian ini
bertujuan menguji keefektifan umpan beracun cair serta menentukan jenis
rodentisida yang efektif untuk mengendalikan, tikus rumah (Rattus rattus diardii),
tikus sawah (R. argentiventer), dan tikus pohon (R. tiomanicus). Penelitian
dilakukan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteks i Tanaman,
Fakultas Pertanian selama tiga bulan. Perlakuan berupa perbedaan pemberian
konsentrasi rodentisida berbahan aktif seng fosfida dan klorofasinon dengan 0.5,
1, dan 2 kali terhadap konsentrasi standar penggunaan seng fosfida 1% (1 g/100
ml) dan klorofasinon 2% (20 ml/l). Hasil analisis ragam menyimpulkan bahwa
konsumsi umpan beracun cair yang mengandung rodentisida akut (seng fosfida)
dan rodentisida kronis (klorofasinon) berbeda nyata. Hasil pengujian umpan
beracun cair yang mengandung rodentisida menujukan 88.89% tikus rumah,
88.89% tikus sawah, dan 100% tikus pohon mati oleh racun akut (seng fosfida)
dan 44.44% tikus rumah, 22.22% tikus sawah, dan 22.22% tikus pohon mati
untuk umpan beracun kronis (klorofasinon). Hasil pengujian rata-rata lama tikus
mati untuk umpan beracun cair yang mengandung rodentisida akut (seng fosfida)
2.89 hari dan 9.67 hari untuk rodentisida kronis (klorofasinon). Metode
pengendalian tikus hama dengan menggunakan umpan beracun cair yang efektif
menggunakan rodentisida akut (seng fosfida) | id |