dc.description.abstract | Dukungan untuk pengurangan konsumsi minyak bumi dan penurunan
emisi CO2 yang dihasilkan oleh lilin konvensional memunculkan gagasan
penggunaan palm wax sebagai subtitusi parafin wax untuk bahan baku lilin
khususnya dalam penggunaan sebagai lilin aromaterapi. Penelitian bertujuan
membuktikan potensi palm wax untuk pembuatan biolilin aromaterapi, dengan
menganalisa dan menentukan formulasi perbandingan terbaik minyak atsiri dan
palm wax yang digunakan. Material yang digunakan adalam palm wax, sumbu,
minyak atsiri (minyak kenanga dan minyak sereh) serta fiksatif (minyak nilam).
Metode yang dilakukan berupa penelitan pendahuluan untuk menentukan
homogenitas hingga konsentrasi 16% dan fiksatif 8% berdasarkan berat palm wax
yang digunakan. Waktu bakar mencapai rerata 8 jam 53 menit untuk diameter
sumbu terbaik 0.2 cm dengan cara trial and error. Penentuan formulasi
menggunakan uji organoleptik skoring dengan 10 orang panelis yang telah dilatih
dan didapatkan konsentrasi 2% dan 5% untuk minyak sereh dan konsentrasi 4%
dan 16% untuk minyak kenanga. Formulasi tersebut diaplikasikan sebagai biolilin
aromaterapi kemudian diuji berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI ), yaitu
uji kekerasan, titik leleh, uji organoleptik hedonik dan mutu hedonik untuk produk
dan didapatkan hasil lilin terbaik untuk minyak sereh adalah pada konsentrasi 2%
dan untuk minyak kenanga pada konsentrasi 4%. | id |