dc.description.abstract | Cabai merah (Capsicum annum L.) saat ini banyak dikonsumsi masyarakat
Indonesia dalam keadaan segar. Disisi lain konsumsi cabai dalam keadaan segar
menimbulkan permasalahan yaitu fluktuasi harga dan umur simpan pendek. Oleh
sebab itu diperlukan penanganan pasca panen dengan pengeringan serta
penambahan aplikasi trehalose untuk memperbaiki rehidrasi, warna, dan tekstur
cabai kering. Pengeringan dilakukan menggunakan alat tray dryer. Tujuan dari
penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama waktu perendaman
pada larutan trehalose terhadap karakteristik cabai kering dan rehidrasinya serta
mengetahui perubahan mutu cabai sebelum dan sesudah pengeringan terhadap
kadar air. Penelitian ini menggunakan analisis statistika Rancangan Acak Blok
Faktorial dengan dua faktor yaitu konsentrasi (10, 15, dan 20%) dan lama waktu
perendaman trehalose (60, 75, dan 90 menit) serta 2 posisi rak sebagai blok.
Perlakuan terbaik yaitu konsentrasi trehalose 10% selama 60 menit. Pada
perlakuan tersebut cabai kering memiliki kadar air 12.93 dan 13.24%, struktur
jaringan rapat serta mengkerut, dan warna merah cerah sampai coklat. Cabai
kering setelah rehidrasi diperoleh kadar air 60.30%, pengikatan air 0.47 (slope),
warna merah cerah sampai coklat, dan permukaan mengembang. Parameter nilai
kekerasan terbaik setelah rehidrasi adalah konsentrasi 20% selama 75 menit
sebesar 6.84 mm/detik karena mendekati cabai segar yang diblansir selama 10
detik (4.24 mm/detik), sedangkan setelah rehidrasi struktur jaringan terbaik
(tersusun dan mengembang) diperoleh pada konsentrasi 20% dengan perendaman
90 menit. Cabai yang dikeringkan mengalami perubahan mutu dari kadar air
81.84% menjadi 10-18%, warna merah menjadi agak kehitaman, dan permukaan
dari segar menjadi keriput. | id |