Laju Sedimentasi Dan Akumulasi Karbon Tanah Hutan Mangrove Di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
View/Open
Date
2016Author
Hanggara, Bayu Budi
Murdiyarso, Daniel
Lubis., Ali Arman
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem mangrove sering disebut sebagai “pembangun daratan” (land builder) karena merupakan daerah penampungan hilir sungai maupun laut yang membawa beragam kandungan organik maupun mineral ke wilayah pesisir. Proses sedimentasi wilayah mangrove sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrogeomorfologi setempat. Pendugaan laju sedimentasi menggunakan metode radioisotop 210Pb sering digunakan dalam analisis geokimia dan geokronologi lapisan bumi dengan estimasi umur hingga sekitar 100 tahun. Berdasarkan hasil analisa 210Pb menggunakan metode CRS (Constant Rate of Supply) didapatkan umur sedimen tiap lapisan di daerah beting-pantai (mudflat) pada kedalaman 8 cm telah berumur 28.4 ± 1.6 tahun (terbentuk tahun 1988) dan lapisan 2 cm telah berumur 7.3 ± 0.4 tahun (terbentuk tahun 2009). Daerah garis pantai (fringe) pada lapisan 25 cm telah berumur 54.7 ± 3.2 tahun (terbentuk tahun 1961) dan lapisan 2 cm telah berumur 5.7 ± 0.3 tahun (terbentuk tahun 2010). Daerah interior lapisan pada kedalaman 20 cm telah berumur 43.1 ± 2.3 tahun (terbentuk tahun 1973) dan lapisan 2 cm telah berumur 10.5 ± 0.5 tahun (terbentuk tahun 2005). Rata-rata laju sedimentasi beting-pantai sebesar 4.3 ± 0.2 mm tahun-1, daerah garis-pantai memiliki rata-rata laju sedimentasi sebesar 5.6 ± 0.3 mm tahun-1, sedangkan untuk daerah interior memiliki rata-rata laju sedimentasi sebesar 3.7 ± 0.2 mm tahun-1. Nilai akumulasi karbon rata-rata pada beting-pantai yakni 40.1 ± 6.9 g-C m-2tahun-1. Daerah garis pantai memiliki akumulasi karbon rata-rata sebesar 50.1 ± 8.8 g-C m-2tahun-1, sedangkan untuk interior memiliki rata-rata 47.7 ± 12.5 g-C m-2tahun-1. Studi ini membandingkan laju sedimentasi terhadap laju kenaikan muka air laut secara global maupun regional. Penelitian terkait laju akumulasi karbon ekosistem mangrove di wilayah Indonesia masih sangat sedikit, data akumulasi karbon sangat diperlukan untuk memahami keseimbangan cadangan karbon secara keseluruhan. Laju sedimentasi dan laju akumulasi karbon akan bermanfaat dalam perumusan langkah adaptasi dan mitigasi ekosistem mangrove.