Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Padang Sebagai Pusat Pendaratan Ikan Tuna Di Perairan Sumatera Bagian Barat.
View/ Open
Date
2017Author
Ikhsan, Suci Asrina
Solihin, Iin
Nurani, Tri Wiji
Metadata
Show full item recordAbstract
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus ditetapkan sebagai “Sentra Tuna
Indonesia Bagian Barat” telah memiliki fasilitas pendaratan tuna yang lengkap.
Keberhasilan pembangunan pelabuhan perikanan tidak hanya ditentukan oleh
keberhasilan dalam proses pembangunan fisik saja, namun hal yang paling
penting adalah pemanfaatannya yang memberikan dampak positif terhadap
pembangunan daerah atau wilayah. Dampak positif tersebut akan meningkatkan
pendapatan masyarakat khususnya nelayan.
Pengoptimalan pemanfaatan pelabuhan perikanan masih menimbulkan
permasalahan pada aspek sumberdaya manusia dan kelembagaan, aspek
pelayanan, dan aspek fasilitas. Permasalahan dalam aspek sumberdaya manusia
dan kelembagaan di PPS Bungus masih lemahnya hubungan kerjasama antara
pemerintah daerah dengan pemerintah pusat sehingga investasi untuk perikanan
tuna masih sangat kurang di Sumatera Barat. Rendahnya frekuensi kedatangan
kapal tuna juga di akibatkan karena dampak dari kebijakan pangkalan pendaratan
ikan. Fasilitas pelabuhan yang belum optimal dimanfaatkaan yaitu ketersediaan
lahan pelabuhan yang masih kosong untuk industri perikanan. Pelabuhan
perikanan pada dasarnya digunakan untuk tambat labuh kapal perikanan yang
membongkar hasil tangkapannya selama melaut. Pembangunan pelabuhan
perikanan merupakan salah satu unsur penting dalam peningkatan infrastruktur
perikanan dan bagian dari sistem perikanan tangkap.
Keberadaan pelabuhan perikanan akan mendorong aktivitas perikanan
tangkap lebih teratur dan terarah. Pelabuhan perikanan bukan hanya sebatas
menyediakan fasilitas untuk aktivitas pendaratan, pengolahan dan pendistribusian
hasil tangkapan tetapi juga memberikan pelayanan yang optimal terhadap nelayan
sebagai pengguna fasilitas yang tersedia sesuai dengan fungsinya. Menurut
Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 2012 tentang kepelabuhanan perikanan,
pengertian pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan
perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai
tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
perikanan.
Pengembangan pelabuhan perikanan mencakup banyak aspek, dugunakan
metode pendekatan sistem soft systems methodology (SSM) based action research
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan merumuskan
alternatif pengembangan PPS Bungus sebagai pusat pendaratan ikan tuna di
perairan Sumatera bagian barat. Pendekatan SSM melalui tujuan khusus yaitu 1)
merumuskan permasalahan utama yang terjadi 2) menyusun model konseptual
terhadap aspek kajian penelitian. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengevaluasi
kinerja operasional PPS Bungus sebagai pusat pendaratan ikan tuna di perairan
Sumatera Bagian Barat; 2) memformulasikan permasalahan dalam pengembangan
PPS Bungus; dan 3) membuat model konseptual berdasarkan root definitions yang
telah dihasilkan.
Kinerja operasional di PPS Bungus mengalami penurunan produksi tuna
pada tahun 2015, pemasaran tuna untuk tujuan Jepang dan Amerika. Kedatangan
kapal tuna mengalami penurunan dikarenakan dampak kebijakan pangkalan
pendaratan ikan. Penyediaan perbekalan melaut untuk es, bbm dan air tawar yang
dibutuhkan mengalami peningkatan untuk kebutuhan es. Pemasaran es tidak
hanya untuk kebutuhan kapal di PPS Bungus saja tetapi dipasarkan untuk tempat
pangkalan pendaratan ikan lainnya.
Permasalahan setiap aspek sumberdaya manusia dan kelembagaan, aspek
pelayanan dan aspek fasilitas dengan menggunakan analisis intervensi, analisis
sosial dan analisis politik yang digambarkan dengan rich picture dan akan
diturunkan dengan bentuk root definitions sehingga setiap permasalahan dari
setiap actors seperti pemerintah pusat (PPS Bungus) dan pemerintah daerah serta
pelaku usaha/nelayan. Keberadaan PPS Bungus diharapkan dapat menjadi kunci
penggerak untuk usaha industri perikanan yang bisa memanfaatkan lahan kosong
PPS Bungus dalam meningkatkan ekonomi masyarakat perikanan. Kompleksnya
permasalahan dalam pengembangan pelabuhan perikanan di PPS Bungus
memerlukan penyelesaian dengan memperhatikan aspek yang terkait.
Penyelesaian tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan model konseptual
yang telah ditetapkan.
Model konseptual yang telah ditetapkan berdasarkan root definitions yaitu
model konseptual terdiri dari 4 root definitions yang telah dihasilkan. Root
definitions 1 menghasilkan model konseptual peningkatan sumberdaya manusia
dimana peningkatan kapasitas dan kapabilitas pengelola pelabuhan yang terdiri
dari tenaga kerja. Hal yang utama dalam pengelolaan adalah manusia dalam
meningkatkan pelayanan operasional pelabuhan. Root definitions 2 menghasilkan
model konseptual kelembagaan di PPS Bungus, menggambarkan sub sistem yang
saling mempengaruhi untuk peningkatan daya guna dan manfaat pelabuhan bagi
seluruh pengguna pelabuhan sehingga akan menciptakan kesejahateraan bagi
masyarakat. Root definitions 3 dengan model konseptual kegiatan menarik kapal
masuk ke pelabuhan, arti dari keberadaan pelabuhan yaitu berapa banyaknya
pelabuhan dikunjungi oleh kapal yang masuk untuk membongkar ikan. Root
definitions 4 model konseptual optimalisasi pemanfaatan lahan di PPS Bungus
agar banyaknya investor memanfaatkan lahan kosong.
Collections
- MT - Fisheries [3061]