Show simple item record

dc.contributor.advisorMas’ud, Burhanuddin
dc.contributor.advisorHernowo, Jarwadi Budi
dc.contributor.authorLestari, Dini Ayu
dc.date.accessioned2017-05-23T02:18:23Z
dc.date.available2017-05-23T02:18:23Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85395
dc.description.abstractBurung cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus) tergolong dalam famili Pycnonotidae dan ordo Passeriformes yang marak diperdagangkan di Indonesia. Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan populasinya di luar habitat alaminya adalah melalui penangkaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen penangkaran, menganalisis dan mensintesis variabel penentu keberhasilan penangkaran, menentukan model keberhasilan penangkaran, serta menganalisis tipologi penangkar cucak rawa yang berhasil. Penelitian dilakukan pada sepuluh penangkaran yang berada di Kabupaten Bogor dan Depok. Waktu pelaksanaan penelitian adalah Mei sampai dengan Juli 2015. Pengumpurlan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung, pengukuran, dan wawancara terhadap pemilik dan animal keeper. Variabel penentu keberhasilan penangkaran dianalisis dengan analisis komponen utama (Principle Component Analysis). Analisis regresi komponen utama dengan metode stepwise yang diolah dengan bantuan software SPSS (IBM SPSS Statistics 22) digunakan untuk menganalisis model keberhasilan penangkaran cucak rawa. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa manajemen penangkaran yang telah dilakukan antara lain manajemen kandang, pakan, kesehatan dan perawatan, serta reproduksi. Manajemen yang telah dilakukan tersebut telah sesuai untuk memenuhi kebutuhan hidup dan perkembangbiakan cucak rawa di penangkaran. Variabel penentu keberhasilan penangkaran cucak rawa yaitu lama waktu menangkarkan, jumlah induk produktif, daya tetas telur, modal, biaya operasional, dan curahan waktu perawatan. Model keberhasilan penangkaran cucak rawa terdiri atas dua model, yakni model kelahiran dan kematian. Model kelahiran adalah Y1 = 64.700 + 57.480 PC1 yang berarti bahwa semakin lama menangkarkan, semakin banyak jumlah induk produktif, dan semakin tinggi daya tetas telur maka semakin besar kelahiran. Model kematian yakni Y2 = 19.100 – 4.238 PC2. Model ini menjelaskan bahwa semakin besar biaya operasioanal dan modal yang dikeluarkan serta semakin lama curahan waktu perawatan dapat menekan kematian. Tipologi penangkar cucak rawa terbagi ke dalam tiga tipologi, yakni penangkar yang berhasil, penangkar cukup berhasil, dan penangkar belum berhasil. Karakteristik kunci yang menentukan tipologi tersebut, antara lain jumlah induk produktif, daya tetas telur, biaya operasional, modal, dan curahan waktu perawatan. Berdasarkan hasil analisis finansial, usaha penangkaran cucak rawa layak untuk dijalankan. Nilai NPV, BCR, IRR, PBP, dan BEP pada tingkat suku bunga 5% dan 30% berturut-turut adalah Rp2.631.732.785, 16, 51.77%, 0.27 tahun = 3 bulan, Rp17.446.422.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBiodiversityid
dc.subject.ddcHabitatid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleFaktor-Faktor Penentu Keberhasilan Penangkaran Cucak Rawa (Pycnonotus Zeylanicus Gmelin, 1789).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcucak rawaid
dc.subject.keywordkeberhasilan penangkaranid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record