Analisis Biaya Transaksi Pada Usaha Sapi Perah Di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
View/ Open
Date
2017Author
Aini, Anis Nur
Syaukat, Yusman
Rifin, Amzul
Metadata
Show full item recordAbstract
Susu sapi perah merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki sifat
mudah rusak dan memiliki volume yang besar. Dengan adanya sifat mudah rusak
tersebut diperlukan penanganan distribusi susu yang cepat agar susu tidak basi.
Untuk mengatasi resiko susu rusak, peternak membutuhkan peralatan yang
memadai untuk menjual susu ke konsumen. Agar susu sampai ke tangan konsumen,
peternak membutuhkan wadah yang besar yang dilengkapi dengan pendingin agar
susu tidak rusak saat pengangkutan. Selain itu, wadah yang besar dibutuhkan agar
susu tidak tumpah saat pengiriman. Peternak juga memerlukan kendaraan yang
dapat mengangkut seluruh produksi susu. Semua usaha yang dilakukan peternak
untuk mengurangi resiko susu rusak akan menimbukan biaya transaksi yang besar.
Biaya ini tidak dapat dihindari oleh peternak, namun seringkali diabaikan oleh
peternak sapi perah. Biaya transaksi memiliki sifat sulit diidentifikasi namun
keberadaan biaya transaksi akan berpengaruh pada penerimaan peternak dari
penjualan susu sapi perah.
Biaya transaksi yang besar perlu dihindari untuk mengurangi biaya yang
dikeluarkan peternak. Salah satu upaya peternak untuk mengurangi resiko susu
rusak adalah dengan bekerja sama dengan lembaga pemasaran. Lembaga
pemasaran sangat diperlukan dalam usaha penanganan pemasaran susu hingga
konsumen, seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan pedagang pengumpul. Lembaga
pemasaran memiliki peralatan dan kendaraan yang memadai untuk memasarkan
susu. Pada umumnya lembaga pemasaran mengangkut susu menggunakan mobil
bak terbuka yang dilengkapi dengan milk can yang dapat menampung susu dengan
jumlah yang besar. Selain itu, lembaga pemasaran telah memiliki konsumen tetap
sehingga tidak perlu mencari konsumen lagi untuk memasarkan susu. Upaya
peternak mencari lembaga pemasaran juga akan mengeluarkan biaya transaksi,
namun diyakini akan menurunkan biaya transaksi yang ditanggung peternak jika
peternak menjual susu tanpa bekerjasama dengan lembaga pemasaran. Selain itu,
tujuan pemasara yang dipilih oleh peternak juga akan memengaruhi besar biaya
transaksi yang ditanggung oleh peternak.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis sistem kemitraan antara
peternak dan KUD, (2) menghitung besar dan faktor yang memengaruhi biaya
transaksi, dan (3) menganalisis faktor yang memengaruhi tujuan penjualan susu
yang dipilih oleh peternak. Analisis yang digunakan adalah analisis biaya transaksi.
Sebanyak 104 peternak sapi perah di Kabupaten Boyolali menjadi responden dalam
penelitian ini. Hasil peneitian menunjukkan bahwa antara peternak anggota KUD
dan KUD memiliki hubungan hak dan kewajiban yang harus dijalankan. Peternak
memiliki kewajiban untuk membayar simpanan pokok dan simpanan wajib tiap
bulannya, dan mengikuti Rapat Akhir Tahun (RAT) oleh KUD. Hak yang didapat
oleh peternak anggota KUD adalah dapat menikmati seluruh fasilitas yang
disediakan oleh KUD, mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU), dan memiliki hak
suara di KUD. KUD memiliki layanan door to door dimana layanan ini
memungkinkan peternak tidak perlu meninggalkan rumahnya untuk menjual susu
ke KUD. Petugas KUD akan mendatangi setiap rumah peternak untuk menjemput
susu untuk diproses di pabrik pendinginan (cooling unit).
Hasil penelitian selanjutnya adalah pada analisis biaya transaksi
menunjukkan bahwa biaya transaksi peternak anggota KUD lebih kecil dibanding
peternak bukan anggota KUD. Rata-rata biaya transaksi yang ditanggung oleh
peternak sapi perah sebesar Rp 47,44/liter susu. Struktur biaya transaksi yang
dikeluarkan oleh peternak anggota KUD terdiri dari 3,31 persen biaya pencarian
informasi, 2,27 persen biaya negosiasi, dan 94,42 persen biaya pelaksanaan
kontrak. Sedangkan pada peternak bukan anggota KUD struktur biaya transaksi
terdiri dari 5,88 persen biaya pencarian informasi, 2,51 persen biaya negosiasi, dan
91,61 persen biaya pelaksanaan kontrak. Pada faktor-faktor yang memengaruhi
biaya transaksi adalah jumlah ternak yang dimiliki peternak, jarak antara rumah
peternak dengan cooling unit, dummy informasi, dan dummy keanggotaan di KUD.
Sedangkan pada faktor-faktor yang memengaruhi tujuan penjualan susu ke KUD
oleh peternak adalah jarak dari rumah ke cooling unit, adanya akses ke kredit, dan
dummy informasi. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa secara statistik biaya
transaksi tidak memengaruhi keputusan tujuan penjualan susu oleh peternak.
Meskipun nilai biaya transaksi cukup besar. Hal ini dapat dikatakan bahwa
rendahnya kesejahteraan peternak tidak dipengaruhi oleh pendekatan non
produktivitas dalam hal ini biaya transaksi. Sehingga untuk meningkatkan
kesejahteraan peternak diperlukan pendekatan produktivitas berupa peningkatan
kualitas susu melalui peningkatan pakan yang diberikan kepada ternak.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]