dc.description.abstract | Pertambangan batubara merupakan salah satu sektor penggerak ekonomi pembangunan di Indonesia. Meskipun demikian, sektor ini turut pula menyumbang dampak negatif terhadap lingkungan berupa deforestasi, penurunan produktivitas tanah, pemadatan tanah, terjadinya erosi dan sedimentasi, penurunan biodiversitas flora dan fauna hingga perubahan iklim mikro.
Kegiatan reklamasi hutan ditujukan untuk memulihkan dan memperbaiki lahan dan vegetasi yang rusak agar hutan dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Idealnya, pencapaian keberhasilan dari kegiatan reklamasi hutan adalah terciptanya struktur dan fungsi hutan yang stabil, sehingga dibutuhkan kegiatan monitoring terhadap pencapaian keberhasilan reklamasi hutan, yang didukung oleh dua hal: (1) penentuan kriteria dan indikator yang cepat, murah, konsisten dan akurat; (2) penetapan standar skor keberhasilan reklamasi hutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi indikator yang dapat menduga keberhasilan reklamsi hutan, memprediksi waktu pencapaian kondisi stabil, membangun standar skor keberhasilan reklamsi hutan, dan membangun model keberhasilan reklamasi hutan di areal bekas tambang batubara secara cepat, murah, konsisten, dan akurat. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan parameter penduga keberhasilan reklamasi hutan dan analisis diskriminan menentukan indikator penduga keberhasilan reklamasi hutan di areal bekas tambang batubara. Analisis regresi dengan membuat hubungan antara LBDS (Y) dengan umur tanam (X) digunakan untuk memprediksi waktu pencapaian kondisi stabil. Analisi regresi juga digunakan untuk membangun standar skor dengan membuat hubungan antara LBDS (Y) dengan setiap peubah terpilih untuk menbangun standar skor keberhasilan reklamasi hutan. Skor yang diperoleh kemudian distandarisasi. Untuk membangun model monitoring keberhasilan reklamasi hutan digunakan metode skor dan bobot. Penentuan bobot dilakukan dengan analisis komponen utama (PCA). Total nilai bobot yang dihasilkan adalah sama dengan 1.
Penelitian ini dilakukan di areal reklamasi bekas tambang batubara PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Luasan areal revegetasi hingga tahun 2014 seluas 1.456,2 ha (Gambar 1). Secara administratif lokasi penelitian berada di wilayah Kecamatan Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis, lokasi penelitian berada pada koordinat 103º40’–103º45’BT dan 3º35’–3º45’LS. Penelitian dilakukan di areal revegetasi yang memiliki umur tanaman 1tahun sampai 20 tahun. Penelitian ini juga dilakukan pada hutan alam (HA) untuk mendapatkan informasi tenang kondisi hutan yang telah mencapai kondisi stabil.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien variasi pada berbagai kelas umur untuk LBDS berkisar antara 6.92% – 85.12%, untuk biomassa berkisar 0.55% –82.50% dan untuk MAI/riap berkisar 4.09% –88.13%. Indikator penduga
keberhasilan reklamasi hutan di areal bekas tambang yang paling konsisten dan akurat adalah LBDS. Akurasi pada LBDS lebih tinggi dari biomassa dan riap yaitu akurasi mencapai 91.8% untuk 3 kelas. Atas dasar itu, maka LBDS merupakan indikator penduga keberhasilan reklamasi hutan dengan 10 variabel terpilih. Variabel tersebut terdiri atas fraksi pasir, unsur hara N, unsur hara P, ketebalan serasah, berat kering serasah, erosi, indeks keanekaragaman jenis, kerapatan pohon, persentase tutupan tajuk, dan rekolonisasi.
Prediksi waktu pencapaian merupakan waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi stabil mulai dilakukan penanaman hingga mencapai struktur dan fungsi hutan alam yang stabil. Penelitian ini menghasilkan model persaman regresi yang memberikan hasil verifikasi terbaik dalam memprediksi capaian waktu stabil adalah persamaan power yaitu y = 0.7017x1.0852, dengan y adalah Umur tanaman dan x adalah nilai LBDS. Waktu prediksi pencapaian kondisi stabil menggunakan persamaan tersebut adalah 43 tahun.
Pada penelitian ini dirumuskan 10 model monitoring keberhasilan reklamasi hutan. Hasil uji akurasi model terbaik adalah Model 10 (SKr) dengan akurasi sebesar 76.5% untuk overall accuracy dan 63.6% untuk kappa accuracy. Berdasarkan model terpilih ditemukan peubah kunci yang dapat digunakan untuk memantau keberhasilan reklamasi hutan adalah kerapatan pohon. | id |