Show simple item record

dc.contributor.advisorHartoyo, Sri
dc.contributor.advisorSinaga, Bonar M.
dc.contributor.advisorHutagaol, Manuntun Parulian
dc.contributor.authorSetiawan, Edi
dc.date.accessioned2017-05-19T07:33:26Z
dc.date.available2017-05-19T07:33:26Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85344
dc.description.abstractSebagai salah satu dari lima negara dengan penduduk terbesar di dunia, Indonesia mempunyai tantangan cukup besar dalam pemenuhan konsumsi pangan penduduknya. Masalah ketahanan pangan terkait penyediaan dan akses pangan menjadi agenda penting dalam setiap program pembangunan pertanian. Dengan berbagai kebijakan perberasan yang diterapkan membawa Indonesia pernah meraih swasembada beras, namun prestasi ini membawa dampak lain yaitu semakin tingginya ketergantungan konsumsi pangan penduduk terhadap beras. Berbagai program diversifikasi pangan tidak mampu menahan laju konsumsi beras sehingga kondisi ini dapat menjadi ancaman baru bagi kondisi ketahanan pangan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan kondisi diversifikasi pangan pokok periode yang lalu dan meramalkan perkembangan diversifikasi pangan pokok pada masa yang akan datang, menganalisis keterkaitan kebijakan perberasan dan program swasembada beras dengan kegagalan program diversifikasi pangan pokok, meramalkan dampak penerapan kebijakan perberasan pada masa yang akan datang terhadap kondisi diversifikasi pangan pokok, dan merumuskan kebijakan alternatif terbaik yang dapat meningkatkan kondisi diversifikasi pangan pokok dan ketahanan pangan nasional. Pangan pokok yang dianalisis dibatasi pada empat pangan pokok utama yaitu beras, jagung, ubi kayu dan terigu dan digunakan data tingkat nasional tahun 1980-2013. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan terdiri dari 22 Persamaan struktural dan 34 persamaan identitas yang diestimasi dengan menggunakan metode Two Stage Least Square (2SLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversifikasi produksi dan konsumsi empat pangan pokok selama kurun waktu 4 dekade terakhir semakin memburuk yang ditandai oleh kesenjangan yang tinggi antara padi dengan jagung, ubi kayu dan terigu. Produksi beras mendominasi produksi pangan pokok dan kecenderungannya semakin meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3.22 persen. Konsumsi beras juga mempunyai kecenderungan meningkat jauh di atas komoditas lainnya terutama setelah tahun 2006. Berdasarkan hasil simulasi kebijakan perberasan pada model ekonomi pangan pokok Indonesia diketahui bahwa dari berbagai alternatif kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tidak ada satupun yang dapat memenuhi tujuan keempat indikator ketahanan pangan. Penerapan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas jagung dan ubi kayu merupakan pilihan yang dapat dipilih untuk meningkatkan semua indikator ketahanan pangan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebijakan yang memberikan dukungan berlebihan terhadap komoditas beras dengan tujuan swasembada beras berdampak negatif terhadap diversifikasi baik konsumsi maupun produksi. Kebijakan yang terkait pembatasan impor dan pengenaan tariff yang tinggi atas impor beras memberikan dampak yang positif terhadap diversifikasi konsumsi dan indikator swasembada beras. Semua kebijakan yang dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan diversifikasi produksi pangan pokok akan berdampak positif juga terhadap indeks diversifikasi konsumsi tetapi tidak berlaku sebaliknya. Berdasarkan ramalan dampak kebijakan perberasan selama periode 2017-2025 pada model ekonomi pangan pokok Indonesia diketahui bahwa sampai dengan tahun 2025 vi kondisi diversifikasi pangan pokok baik produksi maupun konsumsi masih sangat sulit untuk tercapai. Ketahanan pangan nasional masih akan tergantung kepada pencapaian swasembada beras dengan segala kebijakan pendukungnya. Selama 8 tahun ke depan, trade off antara kebijakan yang ingin memperkuat ketahanan pangan melalui swasembada beras dengan kebijakan penguatan ketahanan pangan melalui diversifikasi konsumsi masih akan terjadi. Berdasarkan hasil simulasi historis ada satu pilihan alternatif kebijakan yang dapat memperkuat diversifikasi konsumsi sekaligus pencapaian swasembada beras yaitu alternatif kebijakan penurunan kuota impor sebesar 10 persen. Pada masa yang akan datang, jika pemerintah tetap ingin mempertahankan ketahanan pangan yang dibangun berdasarkan swasembada beras maka pilihan kebijakan pengurangan subsidi pupuk dan benih yang diantisipasi dengan peningkatan dan perbaikan infrastruktur irigasi dapat menjadi kebijakan alternatif, sedangkan jika pemerintah ingin fokus terhadap upaya-upaya pencapaian diversifikasi pangan baik produksi maupun konsumsi maka pilihan kebijakan pengurangan subsidi pupuk yang diantisipasi dengan menaikkan harga pembelian pemerintah dapat menjadi alternatif. Temuan menarik yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah adalah bahwa ketika diversifikasi produksi berhasil dicapai maka diversifikasi konsumsi juga akan tercapai, tetapi tidak berlaku sebaliknya. Temuan ini menjelaskan bahwa diversifikasi konsumsi dapat dicapai tanpa melalui diversifikasi produksi tetapi bisa melalui kebijakan langsung terhadap penawaran beras yaitu impor. Dari berbagai alternatif kebijakan yang disimulasikan, kebijakan pelarangan impor atau pembatasan impor pada level tertentu adalah pilihan kebijakan yang dapat diambil agar dapat memaksa masyarakat mendiversifikasikan konsumsi pangan pokok mereka dan mengurangi ketergantungan akan beras. Kebijakan ini juga sekaligus dapat memperkuat kemandirian pangan beras dan memuluskan jalan untuk pencapaian swasembada beras. Pemerintah sebaiknya memutuskan untuk membangun ketahanan pangan nasional dengan orientasi jangka pendek melalui pencapaian swasembada beras atau berorientasi jangka panjang dengan melakukan diversifikasi produksi dan konsumsi pangan pokok. Peningkatan produktivitas jagung dan ubi kayu sebaiknya segera dilakukan mengingat dampaknya positif terhadap diversifikasi dan ketahanan pangan. Kebijakan pengurangan subsidi pupuk belum saatnya untuk dilakukan jika pemerintah masih tetap mentargetkan untuk mencapai swasembada beras karena berbagai kombinasi kebijakan yang dilakukan menunjukkan indikator ketahanan pangan yang memburuk dan kesejahteraan baik produsen maupun konsumen menjadi turun.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgricultural economicsid
dc.subject.ddcFood securityid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleDampak Kebijakan Perberasan Terhadap Pola Diversifikasi Pangan Pokok Dan Ketahanan Pangan Nasionalid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordDiversifikasi Pangan Pokokid
dc.subject.keywordKebijakan perberasanid
dc.subject.keywordKetahanan Panganid
dc.subject.keywordSwasembada berasid
dc.subject.keywordPangan pokokid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record