Analisis Korelasi Karbon Tersimpan dan Biodiversitas Tanaman pada Lanskap Pekarangan di Daerah Aliran Sungai Cisadane Jawa Barat
Abstract
Pekarangan adalah salah satu bentuk agroforestri skala kecil yang memiliki fungsi baik secara ekonomi, sosial maupun ekologi. Salah satu bentuk fungsi ekologi pada pekarangan adalah penyerap karbon. Pengelolaan jasa lingkungan pada pekarangan akan membentuk masyarakat rendah karbon (low carbon society) yang berarti komunitas yang mendukung terciptanya lingkungan yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan menghitung karbon tersimpan dan nilai keanekaragaman pada pekarangan, serta mengkorelasikan hubungan keduanya di tiga sub DAS Cisadane. Sampel pekarangan dibagi menjadi 4 grup yaitu, G1 (luas pekarangan < 120 m2 dan tidak memiliki lahan pertanian lain (OAL)), G2 (<120 m2 dengan OAL < 1000 m2), G3 (120-400 m2 tanpa OAL) dan G4 (120-400 m2 dengan OAL < 1000 m2). Persamaan alometrik digunakan untuk mengestimasi biomasa tanaman di atas permukaan tanah, sedangkan untuk menghitung nilai keanekaragaman digunakan Indeks Shannon Wiener (H’) dan indeks Margalef (Dm) pada 48 sampel pekarangan. Hasilnya adalah 33,20 Mg Carbon/ha (G1); 29,97 Mg/ha (G2); 59,18 Mg/ha (G3); and 40,98 Mg/ha (G4), serta H’=2,84 and Dm = 5,10 (G1); 2,55 dan 4,27 (G2); 2,56 dan 4,52 (G3); 2,68 dan 4,84 (G4). Dalam penelitian ini tidak ditemukannya hubungan yang signifikan antara biodiversitas dengan karbon tersimpan (R2 = 0,02), atau biodiversitas pohon dengan karbon tersimpannya (R2 = 0,23). Rekomendasi dari penelitian ini untuk membangun masyarakat rendah karbon adalah mengoptimalisasi penggunaan lahan pekarangan, menanam tanaman produktif, dan tanaman lokal dengan biomasa tinggi.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]