Efektivitas Penggunaan Biskuit Yang Mengandung Imunoglobulin Y (Igy) Anti Escherichia Coli O157:H7 Sebagai Pencegahan Diare
View/Open
Date
2017Author
Alhan, Nadhrah
Pasaribu, Fachriyan H.
Indrawati, Agustin
Metadata
Show full item recordAbstract
Bakteri Escherichia coli O157:H7 merupakan bakteri patogen yang mempunyai peran cukup penting dalam penyakit diare yang disebarkan melalui makanan. Bakteri ini dapat menyebabkan hemolytic uremic syndrome karna menghasilkan racun shiga like toxin, gagal ginjal dan kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan biskuit yang mengandung imunoglobulin Y (IgY) anti E.coli O157:H7 sebagai pencegahan diare. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kuning telur ayam sebagai sumber antibodi (immunoglobulin) dan juga berperan sebagai nutraceutical food. Imunoglobulin ayam terbentuk dalam darah sebagai pemaparan antigen dan akan di transfer ke dalam kuning telur yang disebut dengan yolk imunoglobulin. Jenis dan jumlah antibodi spesifik dalam kuning telur menggambarkan jenis dan jumlah antibodi serum darah yang diperoleh dari infeksi alami maupun vaksinasi.
Vaksinasi ayam dilakukan empat kali selama satu bulan menggunakan antigen (suspensi bakteri) yang diinaktivasi pada suhu 56oC dengan menambahkan Freunds Adjuvant Complete atau Freunds Adjuvant Inomplete. Respon antibodi dan antigen terlihat pada uji Agar Gel Precipitation Test dengan adanya garis presipitasi yang menunjukkan keseimbangan antara konsentrasi antigen dan antibodi berikatan silang dengan determinan antigen. Untuk mengetahui kosentrasi IgY pada kuning telur dapat dilakukan dengan metode Bradford dan berat molekul protein dengan metode SDS-PAGE. Selanjutnya dilakukan pembuatan biskuit IgY dengan menggunakan telur yang positif mengandung IgY untuk diaplikasikan kepada hewan coba yaitu Mus musculus. Imunisasi pasif dibagi pada tujuh perlakuan; kelompok pertama adalah Mus musculus diinfeksi E.coli O157:H7, kelompok kedua sampai keempat diinfeksi E.coli O157:H7 dan diberikan biskuit IgY dengan dosis 60 mg, 80 mg, dan 100 mg. Kelompok kelima sampai ketujuh diberi biskuit dosis 60 mg, 80 mg, dan 100 mg dan diinfeksi bakteri E.coli O157:H7. Pengamatan gejala diare maupun gejala fisik lainnya dilakukan selama tujuh hari dan dilanjutkan dengan pengamatan histopatologi ginjal meliputi perubahan pada tubulus, degenerasi sel, nekrosis sel dan hemorhagi.
Hasil penelitian menunjukkan respon terhadap IgG anti E.coli O157:H7 pada serum darah terbentuk pada minggu ketiga pasca vaksinasi sedangkan respon terhadap IgY anti E.coli O157:H7 pada kuning telur terlihat pada minggu keenam pasca vaksinasi. Perbedaan respon ini dikarenakan immunoglobulin yang terbentuk pertamakali dalam darah merupakan bentuk dari pemaparan antigen, kemudian ditransfer oleh darah ke dalam kuning telur. Hasil pengukuran kosentrasi IgY didapatkan sebanyak 2,361 mg/ml sedangkan untuk berat molekul protein IgY didapatkan protein rantai berat 48 kDa dan protein IgY rantai ringan 20 kDa. Pada aplikasi biskuit IgY yang dilakukan pada Mus musculus dengan dosis berbeda 60 mg, 80 mg, 100 mg selama percobaan berlangsung tidak terjadi kematian namun kelompok perlakuan memberikan perbedaan pada gejala diare,
perubahan nafsu makan, fisik mencit menjadi lemas dan kurang aktif. Untuk gambaran histopatologi ginjal mencit menunjukkan kerusakan yang berbeda pada setiap perlakuan. Hal ini mengindikasikan pemberian IgY secara peroral selama tujuh hari belum menunjukkan perlindungan pada organ ginjal dari pemaparan bakteri E.coli O157:H7.
Collections
- MT - Veterinary Science [931]