| dc.description.abstract | Cabai (Capsicum annuum L.) seringkali dibudidayakan secara konvensional di Indonesia. Budidaya cabai secara konvensional dengan pengolahan tanah yang intensif dapat menyebabkan degradasi lahan dan pemadatan pada lapisan tanah bagian bawah lapisan olah dalam jangka panjang. Kondisi tanah yang kurang baik dapat mempengaruhi produksi cabai. Salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi tanah adalah dengan menggunakan sistem olah tanah minimum (minimum tillage) yang disertai dengan pemberian mulsa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ukuran tillage area terhadap pertumbuhan dan produksi cabai dalam sistem olah tanah minimum dengan biomulsa Arachis pintoi. Penelitian ini dilakukan di Cikarawang, Dramaga, Jawa Barat pada bulan April sampai Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan ukuran tillage area sebagai faktornya dengan tiga ulangan. Ukuran tillage area yang digunakan adalah 0 cm (zero tillage), 5 cm, 15 cm, 20 cm dan 25 cm serta tanpa biomulsa (konvensional) sebagai pembandingnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran tillage area secara umum tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai, tetapi mempengaruhi bobot panen cabai per petak. Bobot panen per petak tertinggi diperoleh pada perlakuan tillage area 5 cm dan terkecil pada perlakuan zero tillage. Penggunaan biomulsa Arachis pintoi pada pertanaman cabai keriting dapat memperbaiki sifat fisik tanah (bulk density dan ruang pori total) | id |
