Modifikasi Struktur, Ukuran Dan Bentuk Fisik Pektin Bermetoksil Rendah Serta Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Probiotik Dan Aktivitas Sel Makrofag Raw264.7 Secara In Vitro
View/Open
Date
2017Author
Usmiati, Sri
Mangunwidjaja, Djumali
Noor, Erliza
Richana, Nur
Prangdimurti, Endang
Metadata
Show full item recordAbstract
Bakteri probiotik merupakan salah satu golongan bakteri ”menguntungkan”.
Probiotik berperan mendorong pertumbuhan bakteri ”menguntungkan” lainnya
untuk memproduksi metabolit sumber energi bagi inangnya. Eksistensi probiotik
dalam saluran pencernaan berfungsi menstabilkan rasio ideal antara jumlah
bakteri ”menguntungkan” dengan bakteri ”merugikan”. Rasio jumlah yang tidak
ideal bagi keduanya ditengarai dapat mengganggu kesehatan inangnya. Sementara
itu, kondisi ekstrim lambung dan usus halus (asam tinggi, enzim pencernaan, bile
salt) dapat menyebabkan denaturasi sel probiotik. Untuk itu probiotik perlu
dilindungi dengan cara dienkapsulasi menggunakan biopolimer seperti Low
Methoxyl Pectin atau pektin bermetoksil rendah. Struktur rendah metoksil pada
LMP dapat membentuk hidrogel spesifik kolon dan biocompatible sehingga
viabilitas probiotik relatif stabil selama melewati kondisi ekstrim saluran
pencernaan. Penggunaan LMP sebagai bahan untuk enkapsulasi probiotik
merupakan suatu kesempatan untuk memberi fungsi tambahan bagi kesehatan
inangnya, antara lain menstimulasi aktivitas sel makrofag (salah satu jenis sel
sistem imun). Oleh karena itu, struktur, ukuran dan bentuk fisik LMP (pektin
bermetoksil rendah) dimodifikasi agar dapat meningkatkan ketahanan probiotik
dan dapat menstimulasi sel makrofag (sel sistem imun) menjadi lebih baik.
Modifikasi LMP meliputi pemberian gugus sulfat dengan sulfatasi agar diperoleh
fungsi aktivitas biologis dalam sistem imun. Modifikasi LMP juga dapat
dilakukan dengan aplikasi teknologi nano. Material berskala nano dilaporkan
mudah menembus lapisan submukosa saluran pencernaan dan dapat menstimulasi
aktivitas sistem imun. Oleh karena itu LMP dan LMPs (LMP tersulfatasi) untuk
pelindung sel probiotik dibuat nanopartikel dengan mengatur parameter suhu,
konsentrasi, volume, keasaman formulasi serta teknis manual tertentu pada proses
ikatan silang gelasi ionotropik. Tujuan umum penelitian ini adalah melakaukan
modifikasi struktur, ukuran dan bentuk fisik pektin bermetoksil rendah untuk
meningkatkan kinerja ketahanan probiotik dan aktivitas sel imun (sel makrofag).
Tujuan umum ini dijabarkan menjadi tujuan-tujuan khusus pada setiap tahap
penelitian.
Ekstraksi pektin dari kulit jeruk nipis dengan kondisi proses menggunakan
pelarut amonium oksalat+asam oksalat pada 45 menit ekstraksi pertama dan asam
klorida pada 10 menit ekstraksi kedua, tingkat keasaman pH 2, dan suhu 100oC
menghasilkan LMP dengan nilai Degree of Esterification (DE) 45,77%, kadar
metoksil 1,53% dan kadar abu 4,77%. Penggunaan pelarut amonium
oksalat+asam oksalat dan asam klorida menghasilkan rendemen pektin 10,0%,
kadar Anhydrouronic Acid (AUA) 19,21%, dan nilai Berat Ekivalen 1878,82 gek.
Kadar air pektin 7,91% dihasilkan dari ekstraksi menggunakan kedua tipe pelarut.
Pada proses sulfatasi LMP, dipilih persentase perlakuan 2,6393% reagen
SO3-DMF yang menghasilkan persentase pektin tersulfatasi 43,63%, kadar sulfat
0,3028% dan derajat substitusi 0,0155. Low Methoxyl Pectin tersulfatasi ini dapat
membentuk LMP berskala nanometer pada tahap penelitian selanjutnya.
Formula kombinasi LMP:LMPs (rasio 1:1) pada konsentrasi larutan pektin
2% dan larutan kation CaCl2 0,8% yang berikatan silang dalam gelasi ionotropik
dapat menghasilkan nanopartikel LMPs berukuran rata-rata 603,9 nm dengan
muatan -15,2 mV hingga -16,6 mV. Pada pembuatan polielektrolit LMP, larutan
kitosan 0,100% berikatan silang gelasi ionotropik dengan LMP menghasilkan
hidrogel LMPpe dengan karakteristik memiliki muatan positif yang stabil, kadar
nitrogen 0,00688% dan kekentalan 18,53 cP.
Penggunaan hidrogel LMPpe untuk melapisi sel probiotik menghasilkan
kinerja melindungi sel probiotik di dalam media Simulated Gastric Fluid dan
Simulated Intestinal Fluid serta dapat mencapai kolon simulasi dengan populasi
lebih tinggi (7,67 log cfu/mL) dibandingkan dengan sel probiotik bebas (6,59 log
cfu/mL). Penggunaan LMPsnp untuk melapisi probiotik terenkapsulasi LMPpe
dapat mengoptimalkan ketahanan probiotik hingga mencapai jumlah populasi
9,06 log cfu/mL di dalam cairan kolon simulasi..
Pada pengujian pengaruh LMPsnp, LMPs dan LMP terhadap aktivitas sel
makrofag, LMPsnp dapat menstimulasi proliferasi dan kemampuan fagositosis
(pinositosis) sel makrofag pada konsentrasi berkisar 1,56-12,5 ppm. Nanopartikel
LMPs pada konsentrasi 1,56 ppm menghasilkan aktivitas sel makrofag yang
relatif lebih baik berdasarkan kemampuan fagositosis (pinositosis) dan efisiensi
penggunaan konsentrasi yang lebih sedikit.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (i) ekstraksi pektin dari kulit
jeruk nipis secara suksesif menggunakan pelarut kombinasi amonium
oksalat+asam oksalat selama 45 menit pertama dan asam hidroklorida selama 10
menit kedua dengan keasaman pH 2 pada suhu 100oC dapat menghasilkan Low
Methoxyl Pectin (LMP); (ii) penggunaan 2,6393% reagen SO3-DMF untuk proses
sulfatasi dapat menghasilkan LMP tersulfatasi (LMPs); (iii) penggunaan
konsentrasi larutan pektin 2,0% pada kombinasi LMP:LMPs dengan rasio 1:1 dan
larutan kalsium klorida 0,8% dapat menghasilkan LMPsnp untuk penghantar
spesifik kolon; (iv) penggunaan kitosan 0,100% pada formula mengandung LMP,
lisin dan dietilamin dapat menghasilkan polielektrolit LMP (LMPpe) bermuatan
positif; (v) nanopartikel LMPs (LMPsnp) memiliki karakteristik sebagai
penghantar sel probiotik bersifat spesifik kolon (secara in vitro); dan (vi)
nanopartikel LMP tersulfatasi (LMPsnp) dapat mempengaruhi aktivitas proliferasi
dan menstimulasi aktivitas fagositosis (pinositosis) sel makrofag.