Profil Imunohistokimia Imunoglobulin A (Iga) pada Duodenum Tikus yang Diberi Tepung Tempe Dan Tepung Kedelai Grobogan Rebus.
View/ Open
Date
2016Author
Herlina, Eka
Wresdiyati, Tutik
Astawan, Made
Metadata
Show full item recordAbstract
Kedelai merupakan kacang-kacangan yang memiliki kadar protein tinggi.
Kedelai juga mengandung komponen bioaktif yang disebut isoflavon. Tempe dihasilkan
melalui proses fermentasi kedelai menggunakan kapang Rhizopus sp. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kandungan IgA dan tebal mukosa pada jaringan duodenum
tikus yang diberi perlakuan tepung tempe dan kedelai grobogan rebus. Percobaan
dilakukan pada 15 ekor tikus galur Sprague Dawley yang dibagi menjadi lima
kelompok; (a) kelompok yang diberi 10% protein kasein (kasein 10%), (b) kelompok
yang diberi 10% protein dari tepung tempe (tempe 10%), (c) kelompok yang diberi 20%
protein dari tepung tempe (tempe 20%), (d) kelompok yang diberi 10% protein dari
tepung kedelai (kedelai 10%), dan (e) kelompok yang diberi 20% protein dari tepung
kedelai (kedelai 20%). Masing-masing tikus percobaan diberikan ransum perlakuan
selama 90 hari. Kandugan IgA pada jaringan duodenum tikus dideteksi menggunakan
metode pewarnaan imunohistokimia. Hasil penelitian menunjukkan pemberian 10%
maupun 20% protein dari tepung tempe dan tepung kedelai rebus meningkatkan
kandungan IgA dan ketebalan mukosa pada jaringan duodenum lebih tinggi secara
nyata dibandingkan dengan pemberian 10% protein dari sumber kasein. Pemberian 10%
protein dari tepung tempe memberikan hasil paling baik dibandingkan perlakuan lainnya
dalam meningkatkan kandungan IgA dan ketebalan mukosa pada jaringan duodenum tikus.