Intensification of Wild Silkworm Attacus atlas Rearing (Lepidoptera: Saturniidae)

Abstract

Study on intensification program through reproduction and feeding management was conducted for six months to evaluate the growth and reproductive performance of wild silkworm, Attacus atlas. The experiment was divided into two phases: 1) the first phase was conducted on mating management, by applying different times of mating duration of 3, 6, 12, and 24 h as treatments to assess eggs produc-tion. In this phase, a completely randomized design was used, with 4 treatments and 5 replications; 2) the second phase was on feeding management, a completely randomized design method (2 x 2) was used, including feed (guava and walnut leaves) as first factor, and the second factor was feeding times (3 and 4 times/day) with 5 replications. The results obtained from the first experiment showed that dif-ferent duration of mating significantly (P<0.05) affected the number of eggs produced. Based on time efficiency 6 hours mating duration produced higher egg production (226 egg/cycle), as well as hatch-ability (95%) than those of other mating duration. In the second experiment, it was found that there was interaction between feed types and feeding frequencies which significantly (P<0.05) affected feed consumption, feed digestibility, body weight gain, diameter of larvae and mortality rate. In conclusion, the optimum and efficient duration sugested for mating is six hours resulting high egg production. The walnut leaves feed has better effect on the first and second instar of larvae, while the guava leaves af-fect the following instars. In terms of production, four times of feeding frequency per day has higher productivity and is recommended in the cultivation management of A. atlas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan program intensifikasi pemeliharaan Attacus atlas. Penelitian dibagi dalam dua tahap: 1) tahap pertama adalah manajemen perkawinan yang dilakukan berdasarkan lama perkawinan yang berbeda yaitu 3, 6, 12, dan 24 jam dan dinilai pengaruh-nya terhadap produktivitas dan performa telur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan lama perkawinan sebagai perlakuan dan lima ulangan; 2) tahap kedua adalah manajemen pakan yang menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 2, yang terdiri atas faktor pertama, yaitu jenis pakan (daun jambu dan kenari); faktor kedua, adalah waktu pemberian pakan per hari (3 dan 4 kali). Hasil penelitian fase pertama menunjukkan bahwa perbedaan lama kawin mempengaruhi (P<0.05) jumlah telur dan daya tetas telur. Hasil penelitian fase kedua mengindikasikan adanya inter-aksi antara jenis pakan dan frequensi pemberiannya terhadap parameter produksi A. atlas. Terdapat perbedaan nyata (P<0.05) konsumsi pakan segar, kecernaan pakan, pakan tercerna, pertambahan bobot badan, pertambahan diameter badan larva, dan mortalitas pada waktu dan frekuensi pemberian pakan yang berbeda. Disimpulkan bahwa lama perkawinan 6 jam menghasilkan jumlah dan daya tetas telur yang lebih tinggi (226 butir/induk/siklus dan 95%) dibandingkan perlakuan lainnya. Daun kenari memberikan hasil yang lebih baik pada instar I dan II, sementara daun jambu memberi hasil yang baik pada instar ke III dan sampai ke V. Frekuensi pemberian pakan 4 kali per hari meningkatkan produkti-vitas ulat sutera A. atlas.