Show simple item record

dc.contributor.advisorNurmalina, Rita
dc.contributor.advisorSuharno
dc.contributor.authorMaulana, Achmad Subchiandi
dc.date.accessioned2017-03-01T03:30:48Z
dc.date.available2017-03-01T03:30:48Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83296
dc.description.abstractRotan merupakan salah satu kekayaan hutan Indonesia sebagai negara tropis. Saat ini ketersediaan rotan sangat banyak di hutan Indonesia terutama di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera dengan jumlah produksi rata-rata sebesar 690.000 ton pada tahun 2010 sehingga menjadikan Indonesia sebagai pemasok utama kebutuhan rotan dunia. Sebagai salah satu kekayaan alam hayati Indonesia, rotan mampu menyumbang devisa terbesar dari hasil hutan bukan kayu dibandingkan komoditas hasil hutan bukan kayu lainnya dengan penerimaan ekspor pada tahun 2012 sebesar USD 286,72 juta, sedangkan minyak atsiri hanya menyumbang USD 222,97 juta dan hasil hutan ikutan sebesar USD 43,14 Juta. Sedangkan dari industri kursi rotan dan mebel rotan sendiri menyumbang sebesar USD 151,66 juta (Kemenprin, 2013). Menurut Kemenprin (2013), pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi ketiga (7,68%) dalam perdagangan kursi rotan dan mebel rotan di pasar global setelah China (20,72%) dan Italia (17,71%). Kemunduran industri rotan terjadi karena dikeluarkannya kebijakan pembukaan kran ekspor rotan mentah pada tahun 2005 yang menyebabkan industri rotan Indonesia memburuk, kemudian pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan pada tahun 2009 melalui SK Menteri Perdagangan No.36/M-DAG/PER/8/2009 tentang pembatasan ekspor rotan untuk jenis diameter tertentu. Peraturan ini melarang ekspor rotan asalan dari jenis rotan apapun. Kemudian di tahun 2011 pemerintah menegaskan pelarangan ekspor rotan mentah yang tertuang dalam SK Menteri Perdagangan No.35/M-DAG/PER/11/2011. Perubahan kebijakan diharapkan mampu meningkatkan daya saing serta nilai ekspor kursi rotan dan mebel rotan, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya saing komoditas kursi rotan dan mebel rotan serta faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekspornya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari berbagai sumber seperti BPS, Uncomtrade, World Bank, dan CEPII pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2015 yang meliputi delapan negara terbesar pengimpor yaitu Amerika, Jerman, Jepang, Prancis, Belanda, Inggris, Belgia, dan Italia. Metode analisis yang digunakan yaitu Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD), estimasi faktor penentu nilai ekspor dengan model gravity yang variabel dependennya nilai ekspor dan variable independenya adalah GDP per kapita negara pegimpor, GDP per kapita Indonesia, jarak ekonomi, nilai tukar riil, harga barang, dan kebijakan larangan ekspor rotan mentah. Kemudian untuk mengetahui potensi perdagangan dilakukan analisis rasio potensi perdagangan. Hasil analisis RCA menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam perdagangan kursi rotan dan mebel rotan di delapan negara pengimpor, sedangkan hasil analisis EPD menunjukkan Indonesia berada di kuadran rising star di negara Amerika, Jepang, dan Inggris untuk komoditas kursi rotan, yang artinya kursi rotan Indonesia memiliki keunggulan kompetitif serta pertumbuhan yang tinggi di ketiga negara tersebut. Sedangkan negara lainnya berada di kuadran lost opportunity yang artinya permintaan barang tersebut tinggi namun Indonesia belum mampu untuk memenuhinya. Untuk komoditas mebel rotan, hasil analisis EPD menunjukkan bahwa Indonesia berada di kuadran rising star di negara Amerika dan Jepang, sedangkan negara lainnya pada kuadran lost opportunity. Analisis model gravity menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekspor kursi rotan adalah semua variabel independen yang di amati, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekspor mebel rotan adalah GDP per kapita pengimpor, GDP per kapita Indonesia, jarak ekonomi, dan harga barang. Indonesia berpotensi untuk mengembangkan pasar kursi rotan ke negara Jepang, Belanda, dan Belgia. Sedangkan untuk mebel rotan semua negara berpotensi untuk dilakukan pengembangan pasar.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcExportid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleAnalisis Daya Saing Ekspor Komoditas Kursi Rotan Dan Mebel Rotan Indonesia Di Pasar Internasionalid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDaya Saingid
dc.subject.keywordKebijakanid
dc.subject.keywordMebel Rotanid
dc.subject.keywordModel Gravityid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record