Keandalan Ekstrak Lima Jenis Bahan Nabati Sebagai Penanda Rayap Tanah Coptotermes Curvignathus Holmgren (Blattodea: Rhinotermitidae)
Abstract
Teknik tanda-lepas-tangkap kembali merupakan salah satu teknik yang dapat
digunakan untuk menduga populasi rayap tanah. Dalam implementasi metode
tersebut, digunakan bahan penanda (dye marker) yang dapat merubah warna alami
tubuh rayap. Saat ini nile blue merupakan salah satu bahan penanda rayap yang paling
sering dipakai para ahli serangga di berbagai belahan dunia. Namun demikian ahli
serangga Indonesia sering kesulitan mendapatkan bahan penanda tersebut karena
harus mengimpor dengan harga yang cukup mahal. Sementara itu di Indonesia
banyak terdapat bahan nabati yang dapat dijadikan sebagai pewarna makanan, batik,
dan tekstil termasuk kayu secang, kayu mahoni, bunga telang, daun indigofera, dan
daun pacar kuku. Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui keandalan
ekstrak lima jenis bahan nabati tersebut mengacu pada metode Su (1991). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak aseton kayu mahoni cukup andal sebagai
bahan penanda rayap tanah C. curvignathus. Ekstrak aseton kayu mahoni dapat
menimbulkan warna kemerahan yang cukup jelas pada tubuh rayap hingga empat hari
setelah proses penandaan dengan mortalitas rayap yang relatif rendah. Ekstrak secang
juga dapat merubah warna tubuh rayap menjadi merah akan tetapi menyebabkan
mortalitas rayap yang cukup tinggi. Di pihak lain ekstrak bunga telang, daun
indigofera, dan daun pacar kuku hanya menimbulkan warna yang tidak jelas pada
tubuh rayap, dan menyebabkan mortalitas rayap yang cukup tinggi.
Collections
- UT - Forestry Products [2405]