Deteksi Dan Karakterisasi Parsial Paramyxovirus Dari Kelelawar Asal Hutan Bakau Olibuu, Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo
View/Open
Date
2016Author
Syahreni, Desi
Pamungkas, Joko
Tumbelaka, Ligaya Ita
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit zoonotik didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)
sebagai penyakit-penyakit yang ditularkan secara alamiah antara hewan dan
manusia. Dilaporkan bahwa 75% penyakit menular baru pada manusia merupakan
penyakit zoonotik. Penyakit zoonotik baru yang muncul pada manusia
kebanyakan ( sekitar 60,3%) akibat kontak dengan satwa liar. Pengendalian
penyakit zoonotik saat ini belum dilaksanakan secara efektif dan efisien, hal ini
disebabkan oleh banyak faktor dan kendala baik di dalam kebijakan pemerintah
maupun masalah teknis di lapangan. Tindakan pencegahan dan pengendalian
penyakit zoonotik yang paling efektif dan efisien adalah tindakan yang dilakukan
pada sumber penyakit, salah satunya kelelawar. Virus merupakan patogen yang
dapat menginfeksi hewan, tumbuhan, dan manusia. Salah satu virus yang perlu
diwaspadai adalah berasal dari famili Paramyxoviridae seperti measles, mumps,
Respiratory Syncitial Virus (RSV), Hendara dan Nipah virus yang di perantarai
oleh kelelawar buah sebagai resevoar alami.
One Health merupakan suatu konsep interaksi kerjasama berbagai disiplin
ilmu dan sektor yang bekerja di tingkat lokal, nasional dan global untuk mencapai
kesehatan yang optimal untuk manusia, hewan dan lingkungan. Adanya interaksi
antara kelelawar dan manusia (human-animal interface), khususnya anggota
masyarakat Gorontalo sebagai penangkap kelelawar dan mendistribusikan hasil
tangkapannya ke Sulawesi Utara (suku Minahasa), mengindikasikan kemungkinan
terdapatnya risiko penularan agen penyebab penyakit dari kelelawar kepada
manusia. Di sisi lain, suku Minahasa dikenal sebagai konsumen satwa liar salah
satunya kelelawar, hal ini mungkin dapat meningkatkan risiko tertularnya
manusia terhadap penyakit zoonotik. Tujuan penelian ini untuk mendeteksi dan
karakterisasi parsial materi genetik dari kelelawar di daerah Hutan Bakau Olibuu,
Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo dan
membandingkan tingkat kekerabatan genetik virus yang dideteksi dan
diidentifikasi dari kelelawar yang berasal dari daerah tersebut. Penelitian ini
menggunakan 95 sampel dari specimen feses atau rectal swab dari spesies
kelelawar pemakan buah (Pteropus alecto) dengan metoda Polymerase Chain
Reaction (PCR), dilanjutkan dengan sekuensing kemudian dianalisis
menggunakan program BioEdit menggunakan teknik Basic Local Alignment
Search Tool (BLAST), NCBI dan program Molecular Evolutionary Genetics
Analysis 6 (MEGA 6) untuk pembuatan pohon filogenetik.
Hasil penelitian menunjukkan dari 95 sampel yang merupakan spesimen
feses atau rectal swab (usap rektal) kelelawar besar pemakan buah (Pteropus
alecto) yang diuji, 10 sampel dinyatakan presumptive positive paramyxovirus
yang diindikasikan dengan teknik polymerase chain reaction (PCR), ditandai
dengan munculnya pita sebesar 561 bp pada elektroforesis DNA, selanjutnya
setelah dilakukan sekuensing terhadap 10 hasil PCR tersebut, tiga sampel
dikonfirmasi memiliki runutan yang sesuai dengan paramyxovirus. Tiga sampel
yang dikonfirmasi memiliki runutan nukleotida sesuai dengan paramyxovirus
dianalisis lebih lanjut menggunakan sistem bioinformatika, salah satunya untuk
melihat kekerabatan dengan membuat pohon filogenetik menggunakan program
Bioedit dan MEGA6. tiga sampel, yaitu: INDSWBT-105, INDSWBT-107 dan
INDSWBT-190 merupakan sampel yang dikonfirmasi positif terhadap
paramyxovirus. Ketiga sampel positif paramyxovirus tersebut memiliki
kekerabatan cukup dekat dengan beberapa paramyxovirus yang sudah
dipublikasikan.
Collections
- MT - Veterinary Science [931]