Analisis Penyediaan Dan Konsumsi Bahan Bakar Minyak Indonesia
View/Open
Date
2016Author
Sa’adah, Ana Fitriyatus
Fauzi, Akhmad
Juanda, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada periode 2000-2014 konsumsi bahan bakar minyak (BBM) Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Peningkatan konsumsi BBM tidak diiringi dengan peningkatan produksi minyak mentah domestik. Penurunan produksi minyak mentah berpengaruh terhadap penyediaan BBM domestik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Masalah utama yang dihadapai adalah ketergantungan terhadap impor minyak mentah dan BBM. Oleh karena itu, sangat penting bagi Indonesia untuk memperhatikan ketersediaan BBM yang cukup dan berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan BBM yang semakin meningkat. Ketersediaan BBM sangat penting dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang lebih maju. Dengan demikian, penelitian tentang penyediaan dan konsumsi BBM di Indonesia sangat penting dan menarik untuk dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis tren penyediaan dan konsumsi BBM di Indonesia, (2) menduga faktor-faktor dominan yang memengaruhi penyediaan dan konsumsi BBM di Indonesia, (3) melakukan peramalan terhadap penyediaan dan konsumsi BBM di Indonesia pada masa mendatang, (4) menganalisis peramalan terhadap emisi CO2 yang dihasilkan dari pembakaran BBM di masa mendatang, dan (5) merumuskan implikasi kebijakan BBM yang efektif dalam perekonomian Indonesia.
Model yang dibangun dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan dan model sistem dinamik. Model persamaan simultan terdiri dari 4 blok persamaan (blok penyediaan BBM, blok harga BBM, blok konsumsi BBM serta blok pengeluaran dan penerimaan pemerintah) dengan 23 persamaan (19 persamaan struktural dan 4 persamaan identitas). Metode pendugaan model menggunakan Two Stage Least Square (2SLS) karena setiap persamaan struktural bersifat overidentified.
Tren penyediaan dan konsumsi BBM Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai 2014. Rerata peningkatan penyediaan dan konsumsi BBM adalah 1.74% dan 1.76% per tahun. Produksi minyak mentah Indonesia mengalami penurunan dengan rerata 4.07% per tahun. Impor minyak mentah dan BBM mengalami peningkatan dengan rerata 4.90% dan 7.09% per tahun.
Hasil temuan utama dari penelitian ini adalah: (1) Faktor utama yang memengaruhi penyediaan BBM adalah harga minyak dunia, pemanfaatan kilang minyak tahun sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap USD (United States Dollar), impor minyak mentah tahun sebelumnya, konsumsi BBM dan impor BBM tahun sebelumnya; (2) Faktor utama yang memengaruhi harga BBM adalah konsumsi BBM dan harga minyak dunia; dan (3) Faktor utama yang memengaruhi konsumsi BBM adalah harga BBM dan PDB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga minyak dunia merupakan faktor utama yang memengaruhi penyediaan dan konsumsi BBM Indonesia.
Hasil simulasi dengan model sistem dinamik menunjukkan bahwa sampai tahun 2016 penyediaan BBM dapat memenuhi konsumsi BBM. Tahun 2017 sampai tahun 2025, penyediaan BBM tidak dapat memenuhi konsumsi BBM dalam negeri.
Hal ini dikarenakan peningkatan konsumsi BBM melebihi peningkatan penyediaan BBM. Peningkatan konsumsi BBM menyebabkan peningkatan emisi CO2 dari pembakaran BBM. Pada tahun 2025, diperkirakan penyediaan BBM mencapai 672.55 juta barel; konsumsi BBM mencapai 752.72 juta barel dan emisi CO2 mencapai 360 miliar ton.
Dari sisi penyediaan, cadangan minyak mentah semakin menipis sehingga berbagai upaya perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Upaya untuk meningkatkan investasi bidang minyak bumi sangat diperlukan terutama dari aspek produksi, pengolahan, dan distribusi minyak bumi. Seiring dengan itu, upaya peningkatan jumlah dan kapasitas kilang minyak perlu dilakukan untuk mengurangi tingkat ketergantungan terhadap impor BBM. Selain itu, perlu upaya untuk konversi BBM ke energi yang terbarukan seperti peningkatan penyediaan bahan bakar gas (BBG) dan bahan bakar nabati (BBN). Dari sisi permintaan, perlu upaya untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan BBM, pembatasan penggunaan BBM dan pengurangan subsidi BBM secara bertahap. Selain itu, perlu upaya peningkatan pemanfaatan energi lain, di antaranya dengan penggunaan BBG dan penggunaan biofuel, terutama untuk sektor transportasi. Dari sisi regulasi dan kebijakan, perlu upaya untuk menerapkan Petroleum Fund dan Dana Ketahanan Energi untuk keberlanjutan penyediaan BBM domestik. Selain itu, Pemerintah perlu menerapkan kebijakan insentif kegiatan usaha hulu minyak bumi.
Collections
- MT - Economic and Management [3022]