Kajian Genetik Komponen Produksi Dan Ketahanan Pecah Buah Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Di Dataran Rendah
View/ Open
Date
2016Author
Mustafa, Marlina
Syukur, Muhamad
Sutjahjo, Surjono H.
Sobir
Metadata
Show full item recordAbstract
Pergeseran penanaman tomat dari dataran tinggi ke dataran rendah
menyebabkan penurunan produksi tomat karena terbatasnya varietas unggul tomat
yang adaptif pada dataran rendah. Rendahnya produksi tomat di dataran rendah
disebabkan oleh meningkatnya suhu dari suhu optimum sehingga menghambat
pembentukan buah dan berpengaruh terhadap penurunan kualitas buah akibat
pecah buah. Perakitan varietas unggul yang adaptif dataran rendah merupakan
metode yang efektif dan efisien untuk meningkatkan produksi tomat di dataran
rendah. Untuk memperoleh varietas unggul diperlukan seleksi genotipe yang
unggul dan tahan pecah buah yang dapat dijadikan sebagai tetua donor, dan
menentukan kriteria seleksi serta pola pewarisan karakter tersebut untuk
memudahkan proses seleksi.
Penelitian terdiri dari lima kegiatan yaitu (1) karakterisasi dan seleksi tiga
puluh genotipe tomat berdasarkan komponen produksi, (2) karakterisasi dan
seleksi tiga puluh genotipe tomat untuk ketahanan terhadap pecah buah, (3)
pewarisan karakter kuantitatif dan kualitatif pada hipokotil dan kotiledon tomat,
(4) studi pewarisan komponen produksi tomat di dataran rendah, dan (5) studi
pewarisan pecah buah tomat di dataran rendah. Tujuan penelitian ini adalah (1)
mengidentifikasi keragaman genetik tomat, karakterisasi genotipe tomat
berdasarkan karakter komponen produksi, dan kriteria seleksi untuk komponen
produksi yang tinggi pada tomat di dataran rendah, (2) mengidentifikasi tingkat
ketahanan genotipe tomat dan kriteria seleksi terhadap pecah buah, (3)
mempelajari pola pewarisan sifat kuantitatif dan kualitatif pada hipokotil dan
kotiledon tomat, (4) mempelajari kendali genetik untuk pewarisan sifat komponen
produksi pada tomat dan (5) mempelajari kendali genetik untuk pewarisan sifat
ketahanan genotipe tomat terhadap pecah buah.
Penelitian ini menggunakan tiga puluh genotip tomat koleksi Laboratorium
Pemuliaan Tanaman IPB. Tiga puluh genotipe tomat tersebut diseleksi pada
penelitian pertama untuk mengindentifikasi keragaman genetik dan kriteria seleksi
berdasarkan komponen produksi. Genotipe tersebut juga digunakan untuk
menyeleksi genotipe tahan dan rentan dan menentukan kriteria seleksi terhadap
pecah pada penelitian kedua. Genotipe yang terpilih pada percobaan pertama akan
digunakan pada percobaan empat untuk studi pola pewarisan karakter komponen
produksi berdasarkan karakter yang terpilih sebagai kriteria seleksi. Genotipe
tahan dan rentan yang terpilih pada percobaan kedua digunakan sebagai tetua pada
percobaan lima untuk studi pola pewarisan ketahanan pecah buah berdasarkan
karakter seleksi yang terpilih. Untuk seleksi yang lebih efektif dan efisien yang
dapat dilakukan pada tahap awal yaitu pada tingkat kecambah dilakukan
penelitian ketiga untuk mempelajari kendali genetik karakter hipokotil dan
kotiledon tomat. Studi pola pewarisan pada penelitian ketiga, keempat dan kelima
dilakukan dengan metode enam generasi (biparental). Studi pewarisan untuk
karakter kualitatif menggunakan Analisis Mendel dan untuk karakter kuantitatif
menggunakan analisis skala gabungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe tomat yang diamati beragam
dan mengelompok menjadi empat kelompok. Karakter yang dijadikan sebagai
kriteria seleksi terhadap komponen produksi adalah karakter jumlah buah per
tanaman dan bobot per buah. Karakter tersebut dipilih karena memiliki korelasi
fenotipe dan genetik, pengaruh langsung yang tinggi terhadap produksi yaitu
bobot buah per tanaman serta memiliki nilai heritabilitas yang tinggi.
Genotipe yang tahan terhadap pecah buah adalah IPBT4, IPBT56, IPBT60,
IPBT64, IPBT83 dan IPBT85, dan genotipe yang rentan terhadap pecah buah
adalah IPBT3. Karakter yang dijadikan kriteria seleksi terhadap pecah buah
adalah jumlah rongga dan tebal daging buah karena memiliki korelasi fenotip dan
genetik terhadap indeks pecah buah yang tinggi, memiliki pengaruh langsung
terhadap pecah buah yang tinggi, serta nilai heritabilitas karakter tersebut juga
tinggi.
Warna hipokotil dikendalikan oleh dua pasang gen epistasis dominan-resesif.
Gen pengendali warna ungu bersifat dominan terhadap gen pengendali warna
hijau pada hipokotil tomat. Tidak ada efek maternal yang berpengaruh pada
pewarisan karakter hipokotil dan kotiledon. Metode pemuliaan yang tepat untuk
karakter kualitatif dan kuantitatif hipokotil dan kotiledon tomat adalah
pemanfaatan heterosis (hibrida).
Karakter produksi dan komponen produksi dikendalikan oleh banyak gen.
Pola pewarisan karakter komponen produksi berbeda pada latar belakang populasi
yang berbeda. Bobot buah per tanaman dikendalikan oleh aksi gen epistasis
duplikat. Tidak ada efek maternal yang berpengaruh pada pewarisan produksi dan
komponen produksi tomat.
Pecah buah tomat yang diamati pada penelitian ini terdiri dari dua yaitu
pecah buah gabungan (radial dan konsentrik). Pecah buah gabungan dikendalikan
oleh dua pasang gen epistasis komplementer dan pecah buah radial dikendalikan
oleh dua pasang gen dengan aksi gen epistasis dominan lengkap oleh kedua tetua.
Tidak ada pengaruh maternal pada pewarisan karakter pecah buah. Metode seleksi
yang tepat untuk pengembangan varietas unggul tahan pecah buah adalah metode
pedigree karena karakter pecah buah sudah dapat dilakukan seleksi pada generasi
awal yaitu pada generasi F2.
Collections
- DT - Agriculture [749]