Deteksi Dan Karakterisasi Parsial Coronavirus Dari Kelelawar Asal Provinsi Gorontalo Dan Sulawesi Utara
View/Open
Date
2016Author
Febriani, Wenti Dwi
Pamungkas, Joko
Tumbelaka, Ligaya Ita
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelelawar dikenal sebagai reservoar alami untuk virus-virus yang baru
muncul, seperti Lyssaviruses, Coronavirus, Ebola virus, virus Nipah, dan banyak
lainnya. Karena kelimpahan populasi, distribusi yang luas dan mobilitasnya,
kelelawar memiliki risiko lebih besar sebagai sumber penularan zoonosis
dibandingkan dengan hewan lain. Peran kelelawar sebagai reservoar bagi banyak
pathogen semakin mendapat perhatian, setelah ditemukannya kasus epidemik
Severe Acute Respiratory Coronavirus (SARS-CoV) pada tahun 2003 dan Middle
East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) 2012, sehingga
masyarakat ilmiah mulai memberikan perhatian khusus terhadap coronavirus pada
kelelawar. Virus yang mirip dengan virus penyebab SARS juga ditemukan pada
kelelawar dengan tingkat prevalensi lebih tinggi.
Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari proyek besar PREDICT
Indonesia, khususnya untuk memeriksa coronavirus pada kelelawar dari Provinsi
Gorontalo dan Sulawesi Utara, Indonesia. Dari 151 sampel feses atau sampel usap
rektum kelelawar besar pemakan buah (Pteropus alecto) yang dianalisis di
laboratorium menggunakan teknik nested Polymerase Chain Reaction (PCR)
untuk mengamplifikasi target dari gen RNA-dependent RNA polymerase (RdRp)
dengan ukuran produk 434 pasang basa, ditemukan 65 sampel diduga positif
(presumptive positive). Enam belas dari 65 sampel presumptive positive, diperiksa
lebih lanjut dengan teknik sekuensing untuk dikonfirmasi sebagai Coronavirus.
Pohon filogenetik terhadap 16 sampel yang dikonfirmasi positif coronavirus
kemudian dianalisis dengan MEGA-6.0 dan hasilnya menunjukkan bahwa sekuen
gen RdRp secara parsial memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan
coronavirus pada kelelawar yang dilaporkan sebelumnya di Indonesia dan
Thailand.
Collections
- MT - Veterinary Science [931]