Analisis Potensi Resapan Di Daerah Aliran Sungai Cisadane Hulu
View/Open
Date
2016Author
Pranoto, Radius
Saptomo, Satyanto K.
Waspodo., Roh Santoso B.
Metadata
Show full item recordAbstract
Laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat biasanya diikuti dengan
terjadinya perubahan fungsi penggunaan lahan. Aktivitas ini menyebabkan
degradasi lahan, kekritisan daerah resapan, peningkatan run off dan menurunkan
laju infiltrasi suatu daerah aliran sungai. Sebagai antisipasi awal terhadap masalah
tersebut maka perlu dilakukan identifikasi terhadap kondisi kekritisan daerah
resapan dan analisis dampak kekritisan tersebut terhadap neraca air dan potensi laju
resapan airnya.
Penelitian ini dilakukan pada Daerah Aliran Sungai Cisadane Hulu yang
diduga sebagai salah satu DAS kritis di Indonesia. Peta penggunaan lahan tahun
2006, 2009 dan 2013, kelerengan, jenis tanah, dan curah hujan adalah empat
komponen yang menjadi faktor penentu kekritisan daerah resapan. Dengan teknik
overlay dan scoring maka akan diperoleh kondisi kekritisan daerah resapan. Neraca
air dianalisis dengan metode SCS-CN dan Thornhtwaite-Mather. Besarnya potensi
resapan air diprediksi dengan persamaan yang dikeluarkan oleh IWACO dan
WASECO (1990). Evaluasi model dilakukan dengan melihat nilai standar
deviation (Dvi), koefisien Nash-Sutcliffe (ENS), Index of Agreement (IOA) dan
koefisien determinasi (R2) berdasarkan perbandingan debit limpasan hasil simulasi
dengan debit limpasan observasi.
Dari hasil penelitian diperoleh sebaran kondisi kekritisan daerah resapan di
DAS Cisadane Hulu berturut-turut pada tahun 2006, 2009 dan 2013 yaitu daerah
resapan dalam kondisi baik sebesar 24.7%, 24.7%, 23.6%; normal alami sebesar
6.6%, 6.2%, 3.7%; mulai kritis sebesar 17.9%, 17.8%, 19.4%, agak kritis sebesar
25.0%, 24.9%, 30.7%; kondisi kritis sebesar 23.9%, 24.5%, 22.0%; dan sangat
kritis sebesar 1.9%, 2.0%, 0.7%. Hasil prediksi debit limpasan pada setiap kondisi
daerah resapan tahun 2006, 2009 dan 2013 menunjukkan predikat memuaskan
sampai dengan baik yang ditunjukkan dengan nilai akurasi untuk data bulanan
berturut-turut; Dvi (10.2 %, 10 % dan 6.4 %); untuk nilai ENS (0.53, 0.53 dan 0.54);
untuk nilai IOA (0.81, 0.81 dan 0.82), dan R2 0.67. Sedangkan untuk data tahunan
menghasilkan nilai akurasi Dvi (8.7 %, 8.5 % dan 4.8 %); ENS (0.72, 0.72 dan 0.80),
untuk nilai IOA (0.93, 0.93 dan 0.95) dan R2 0.84. Besarnya potensi laju resapan
air rata-rata untuk daerah resapan dalam kondisi baik sebesar 154.5 x 106 m3,
normal alami sebesar 33.9 x 106 m3, mulai kritis sebesar 94.6 x 106 m3, agak kritis
sebesar 130.9 x 106 m3, kritis sebesar 98.2 x 106 m3, sangat kritis sebesar 6.2 x 106
m3.. Potensi resapan air total tahunan adalah 511.7 x 106 m3 /tahun sampai dengan
569.2 x 106 m3 /tahun atau sekitar 14% - 15.6% dari total curah hujan dengan ratarata
perubahan potensi resapan air pada tahun 2006-2009 turun sebesar -0.04%,
tahun 2009-2013 turun sebesar -3.2% dan tahun 2006-2013 turun sebesar -3.3%.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2332]