Evaluasi Tren Fenotipik Dan Genetik Sapi Bali Di Balai Pembibitan Ternak Unggul Dan Hijauan Pakan Ternak Denpasar.
View/Open
Date
2016Author
Setiyabudi, Raden Jatu Winantoro
Muladno
Priyanto, Rudy
Metadata
Show full item recordAbstract
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT)
Denpasar telah lama menerapkan program VBC dengan pola inti-terbuka.
Program pemuliaan ini melibatkan kelompok peternak untuk plasma dan BPTU
HPT Denpasar sebagai inti. Melalui pola ini terdapat aliran ternak hasil pemuliaan
di kelompok plasma ke inti dan sebaliknya sehingga populasi yang satu
mempengarhui populasi yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi
tren gentik dan fentotipik sifat pertumbuhan bobot lahir, bobot sapih dan bobot
satu tahun sapi Bali di BPTU HPT Denapasar di Pulukan Bali. Penelitian ini
mempergunakan data hasil koleksi BPTU HPT Denpasar dari tahun 2008-2013
Data meliputi data non-genetik yaitu catatan jenis kelamin, paritas, dan tahun
kelahiran serta data genetik yaitu catatan data bobot lahir (BL), sapih (BS), dan 12
bulan (BY) dengan jumlah ternak masing-masing 573, 541 dan 523 ekor. Data
bobot badan sebelum analisis dilakukan koreksi untuk bobot sapih umur 205 hari
(WW205) dan bobot setahun/365 hari (YW365). Data dianalisis mengunakan
General Linier Model (GLM) untuk pengaruh non-genetic. Penngaruh genetik
terdiri atas heritabilitas, ripitabilitas, korelasi genetik, korelasi fenotipik diestimasi
mempergunakan General Linier Model and Restricted Maximum Likelihood.
Pendugaan tren fenotipik dan genetik diperoleh menggunakan regresi linier rataan
sifat yang diamati terhadap tahun kelahiran. Nilai heritabilitas bobot lahir, sapih,
6 bulan, dan 12 bulan yang diperoleh masing-masing adalah 0.02±0.08; 0.83±0.18
dan 0.62±0.30. Korelasi genetik dan fenotipik tertinggi diperoleh antara berat sapi
dan berat satu tahun masing-masing adalah 0.719 and 0.650. Persamaan regresi
yang diperoleh untuk EBV semua sifat yang diamati serta tren fenotipik BS dan
BY tidak signifikan (P>0.01) dengan koefisien determinan (R2) rendah.
Sebaliknya, persamaan regresi untuk tren fenotipik BL signifikan (P<0.01)
dengan koefisien R2 tinggi sehingga bisa dikatakan untuk tren BL sapi Bali
menurun. Dengan tidak ditunjukkannya peningkatan tren EBV untuk ketiga sifat
yang diamati serta penampilan BL yang menurun tiap tahun cukup memberikan
peringatan tentang program pemuliaan yang dilaksanakan.
Collections
- MT - Animal Science [1238]