Identifikasi Inhibitor Α-Glukosidase Dan Senyawa Antioksidan Dari Kumis Kucing (Orthosiphon Stamineus Benth) Dengan Pendekatan Metabolomik Berbasis Ftir Dan Nmr
View/Open
Date
2016Author
Juliani
Yuliana, Nancy Dewi
Budijanto, Slamet
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi senyawa penghambat aktivitas
enzim α-glukosidase dan senyawa antioksidan melalui identifikasi gugus fungsi
sebagai penanda senyawa aktif menggunakan pendekatan metabolomik berbasis
spektroskopi inframerah transformasi Fourier (FTIR) dan Nuclear Magnetic
Resonance (1H NMR). Pada penelitian ini, metode metabolomik digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa aktif dengan aktivitas penghambatan terhadap enzim α-
glukosidase dan antioksidan pada ekstrak dan fraksi tanaman kumis kucing (OS).
Ekstrak dan fraksi OS menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap enzim α-
glukosidase dengan nilai IC50 berkisar 0,15±0,03-0,47±0,09 mg/mL dan aktivitas
antioksidan dengan nilai IC50 berkisar 7,41±0,02-19,35±0,09 μg/mL. Fraksi
butanol adalah fraksi dengan aktivitas penghambatan α-glukosidase tertinggi dan
aktivitas antioksidan menengah dengan nilai IC50 berturut-turut 0,15±0,03 mg/mL
dan 10,84±0,54 μg/mL.
Profil kimia ekstrak metanolik, fraksi heksana, kloroform, butanol, dan air
OS dianalisis dengan FTIR dan 1H NMR. Korelasi antara data aktivitas biologis
dan komposisi kimia dianalisis dengan orthogonal projections to latent structures
(OPLS). Berdasarkan nilai VIP (variable influence on projection) dan nilai
koefisien dari model OPLS yang dihasilkan dari data FTIR, beberapa gugus
fungsi seperti, karbonil (1708 cm-1), metoksi (2924, 2854 cm-1), hidroksil dan C-O
(1000-1300 cm-1) diketahui berkorelasi positif dengan aktivitas penghambatan
aktivitas enzim α-glukosidase sedangkan gugus fungsi hidroksil (>3000 cm-1) dan
C=C aromatik (1500-1600 cm-1) diketahui berkorelasi positif dengan aktivitas
antioksidan serta ditemukan dalam jumlah besar pada fraksi aktif. Data yang
diperoleh dibandingkan dengan spektrum IR senyawa yang telah teridentifikasi
pada OS. Metoksi flavonoid (sinensitin dan 5,6,7,3’-tetrametoksi-4’-hidroksi-8-Cprenilflavon),
diterpena (ortosifol, ortoarisin, neoortosifol, staminol, dan
staminolakton), triterpena (asam ursolat, asam oleanolat, asam betulinat, asam
hidroksibetulinat, asam maslinat, α-amirin dan β-amirin) diduga merupakan
senyawa penghambat aktivitas enzim α-glukosidase sedangkan fenolik (asam
rosmarinat), flavonoid (eupatorin, sinensetin, 5-hidroksi-6,7,3’,4’-
tetrametoksiflavon, salvigenin, 6-hidroksi-5,7,3’-trimetoksiflavon dan 5,6,7,3’-
tetrametoksi-4’-hidroksi-8-C-prenilflavon), diterpena (ortosifol, ortoarisin,
neoortosifol, staminol, dan staminolakton), triterpena (asam ursolat, asam
oleanolat, asam betulinat, asam hidroksibetulinat, asam maslinat, α-amirin dan β-
amirin) diduga sebagai senyawa antioksidan.
Pada model OPLS yang dihasilkan dari data NMR, identifikasi dilakukan
secara semi-otomatis menggunakan aplikasi MetaboHunter. Oleh karena
keterbatasan pangkalan data, hanya asam rosmarinat diidentifikasi sebagai
senyawa inhibitor α-glukosidase dan antioksidan. Identifikasi kemudian
dilanjutkan secara manual dengan membandingkan hasil analisis OPLS data NMR
dengan senyawa yang telah diidentifikasi pada OS, δ 0.94-1.82 dan δ 6.62-8.26
berturut-turut merupakan karakteristik pergeseran kimia senyawa
diterpena/triterpena (ortosifol, ortoarisin, neoortosifol, staminol, dan
staminolakton/asam ursolat, asam oleanolat, asam betulinat, asam
hidroksibetulinat, asam maslinat, α-amirin dan β-amirin) dan fenolik/flavonoid
(eupatorin, sinensetin, 5-hidroksi-6,7,3’,4’ tetrametoksiflavon, salvigenin, 6-
hidroksi-5,7,3’-trimetoksiflavon, dan 5,6,7,3’-tetrametoksi-4’-hidroksi-8-Cprenilflavon)
yang berkorelasi positif dengan aktivitas penghambatan enzim α-
glukosidase sedangkan δ 2.82-4.41 dan δ 6.22-7.02 berturut-turut merupakan
karakteristik pergeseran kimia diterpena (ortosifol, ortoarisin, neoortosifol,
staminol, dan staminolakton), triterpena (asam ursolat, asam oleanolat, asam
betulinat, asam hidroksibetulinat, asam maslinat, α-amirin dan β-amirin) dan
fenolik atau flavonoid (eupatorin, sinensetin, 5-hidroksi-6,7,3’,4’
tetrametoksiflavon, salvigenin, 6-hidroksi-5,7,3’-trimetoksiflavon, dan 5,6,7,3’-
tetrametoksi-4’-hidroksi-8-C-prenilflavon) yang berkorelasi positif dengan
aktivitas antioksidan. Dengan demikian data analisis metabolomik berbasis 1H
NMR sejalan dengan hasil analisis metabolomik berbasis FTIR.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2332]