Analisis Beban Emisi Udara Primer Di Provinsi Bangka Belitung Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor
Abstract
Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap kualitas udara
suatu wilayah.Menurunnya kualitas lingkungan dapat diduga dari tingginya
konsumsi bahan bakar.Proses pembakaran bahan bakar minyak akan
menghasilkan pencemar-pencemar ke udara, seperti partikel debu (PM), karbon
monoksida (CO), hidrokarbon (HC), oksida-oksida nitrogen (NOx), sulfur
dioksida (SO2), dan O3. Estimasi beban emisi merupakan tahap penting dalam
menguantifikasi beban pencemar di suatu wilayah.
Penelitian ini bertujuan menghitung beban emisi SO2, NOx, CO, dan
PM10Wilayah Provinsi Bangka Belitung, menghitung kontribusi masing-masing
kota/kabupaten terhadap beban emisi Provinsi Bangka Belitung, dan mempelajari
strategi pengurangan emisi dan dampaknya terhadap besarnya beban emisi.Salah
satu caraperhitungan yang digunakan adalah menggunakan faktor emisi. Data
yang digunakan untuk perhitungan diperoleh dari berbagai instansi.Faktor emisi
dikembangkan oleh berbagai instansi, seperti US-EPA (Environmental Protection
Agency of the United States), IPCC (Intergovernmental Panel on Climate
Change), dan UK-NAEI (National Atmospheric Emissions Inventory of the United
Kingdom).Data yang dikumpulkan untuk perhitungan berupa data selama 3 tahun
dikarenakan minimnya data yang tersedia dan dihitung dalam satuan ton/tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata beban emisi SO2 Provinsi
Bangka Belitung sebesar 6,046 ton/tahun, NOx sebesar 16,325 ton/tahun, CO
sebesar 75,640 ton/tahun, dan PM10 sebesar 2,751 ton/tahun. Sektor industri
merupakan penyumbang terbesar beban emisi SO2 sebesar 41%, pembangkit
listrik sebesar 31%, transportasi sebesar 21%, domestik sebesar 1%. Sektor
transportasi merupakan penyumbang terbesar beban emisi NOx sebesar 62%,
pembangkit listrik sebesar 22%, industri sebesar 12%, dan peternakan dan
pertanian sebesar 2%, persampahan sebesar 1%, dan domestik sebesar 1%.Sektor
transportasi merupakan penyumbang terbesar beban emisi CO sebesar 97%,
persampahan sebesar 3%.Sektor transportasi juga merupakan penyumbang
terbesar beban emisi PM10 sebesar 80%, persampahan sebesar 15%, pembangkit
listrik sebesar 3%, industri sebesar 1%, dan peternakan dan pertanian sebesar 1%.
Kabupaten Bangka merupakan penyumbang terbesar beban emisi SO2 sebesar
40%, NOx sebesar 22%, CO sebesar 33%, dan PM10 sebesar 23%. Pada tahun
2011 beberapa kabupaten mengalami penurunan beban emisi SO2 disebabkan
penurunan produktivitas industri sebesar 40%.Secara merata beban emisi di setiap
kabupaten di Bangka Belitung dipengaruhi oleh sektor transportasi. Ada beberapa
strategi yang dapat diterapkan oleh pemerintah provinsi yaitu, penerapan smart
driving diharapkan dapat menurunkan beban emisi sebesar 10%, audit energi di
sektor industri diharapkan menurunkan beban emisi sebesar 10%, mengurangi
penggunaan solar untuk pembangkit listrik diharapkan dapat menurunkan emisi
sebesar 5%/tahun, dan konversi minyak tanah ke LPG menurunkan emisi sebesar
5%. Dengan menerapkan strategi tersebut, beban emisi dapat berkurang sebesar
30%.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2332]