Korelasi Ukuran Testis Dengan Bobot Badan Dan Konsentrasi Spermatozoa Pada Tiga Jenis Ayam Lokal
View/Open
Date
2016Author
Hambu, Emilia Kamung
Arifiantini, Raden Iis
Purwantara, Bambang
Darwati, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan produktivitas ayam lokal diperlukan karena beberapa jenis
ayam lokal Indonesia merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang perlu
dilestarikan. Ayam lokal Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil daging dan
telur. Pelestarian dan pengembangan ayam lokal dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas bibit yang dihasilkan melalui perkawinan dengan pejantan
unggul. Pejantan memiliki peran penting meningkatkan performa generasi
berikutnya. Kualitas reproduksi ternak jantan dapat diprediksi berdasarkan ukuran
testis. Testis berhubungan dengan potensi produksi spermatozoa dan testosteron.
Testis ayam terletak di dalam tubuh, sehingga untuk mengetahui potensi
reproduksi berdasarkan ukuran testis hanya bisa dilakukan dengan nekropsi.
Teknik memprediksi ukuran testis ayam tanpa melakukan nekropsi perlu
dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur potensi reproduksi ayam lokal
melalui analisis korelasi berat badan, ukuran testis, dan konsentrasi spermatozoa.
Sebanyak 15 ekor ayam jantan dari 3 jenis berbeda yang terdiri dari
merawang, kampung, dan persilangan sentul kampung kedu (SK kedu) digunakan
dalam penelitian. Penelitian ini terdiri atas 4 tahap, 1) penimbangan bobot badan.
2) analisis kualitas semen segar 3) pengukuran testis menggunakan USG. 4)
pengukuran testis secara langsung. Tahap 1. Penimbangan bobot badan dilakukan
seminggu sekali, dengan menggunakan timbangan digital (Osuka, skala max 5 kg,
d = 1 g). Tahap 2. Analisis kualitas semen segar, dilakukan setelah pengumpulan
semen dengan metode masase, dan diperoleh 540 total ejakulasi, (36 ejakulasi dari
masing-masing ayam).
Evaluasi makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi, dan pH serta
evaluasi mikroskopis meliputi gerakan massa, motilitas, viabilitas, konsentrasi,
dan morfologi abnormal spermatozoa. Tahap 3, Pengukuran organ testis
menggunakan USG dilakukan pada bagian atas paha menggunakan frekuensi 7-9
MHz untuk menentukan ukuran penampang melintang dari testis kiri dan kanan.
Tahap 4, Koleksi dan pengukuran testis secara langsung setelah ayam dinekropsi.
Testis dikumpulkan dan diukur menggunakan electronic caliper pada penampang
memanjang dan penampang melintang testis. Berat testis ditimbang menggunakan
timbangan digital (skala max 1000 g, d = 0.1 g) dan volume testis menggunakan
gelas ukur.
Penelitian tahap 1 dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap (RAL).
Penelitian tahap 2 menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) tersarang
Penelitian tahap 3 dan 4, ukuran testis hasil USG dan ukuran testis hasil
pengukuran langsung dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan
uji independen sample (t-test). Korelasi bobot badan dengan ukuran testis dan
konsentrasi sel spermatozoa dianalisis menggunakan analisis korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bobot badan ayam merawang (2 712±320 g)
lebih besar dibandingkan ayam kampung (2 571±406 g) dan SK kedu
(2 258±428 g). Evaluasi makroskopis menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada
semua ayam kecuali pada parameter volume. Evaluasi mikroskopis menunjukkan
tidak terdapat perbedaan pada motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa.
Hanya pada konsentrasi spermatozoa dan total spermatozoa per ejakulat yang
menunjukkan adanya perbedaan. Ayam merawang memiliki volume, konsentrasi
spermatozoa, dan total spermatozoa per ejakulat yang lebih tinggi dibandingkan
ayam kampung dan ayam SK kedu. Kualitas semen segar antara individu dalam
jenis ayam menunjukkan adanya variasi antara semua individu dalam jenis ayam.
Ukuran penampang melintang testis kiri dan kanan masing-masing berkisar
antara 15.94±2.59-18.92±0.93 mm dan 17.06±2.63-19.76±3.19 mm. Ukuran testis
hasil pengukuran langsung menunjukkan tidak berbeda pada berat (g), volume
(mL), penampang memanjang (mm), dan penampang melintang (mm) testis.
Berdasarkan hasil uji independen sample (t-test) adanya perbedaan antara ukuran
testis yang diukur menggunakan USG dan ukuran testis yang diukur secara
langsung. Ukuran testis hasil USG lebih kecil dibandingkan ukuran testis hasil
pengukuran langsung.
Ukuran testis hasil USG dengan bobot badan berkorelasi negatif tetapi
ukuran testis hasil pengukuran langsung berkorelasi positif dengan bobot badan
namun tidak nyata. Ukuran testis hasil pengukuran langsung berkorelasi positif
dengan konsentrasi spermatozoa tetapi tidak nyata. Terdapat korelasi positif
antara ukuran penampang melintang testis hasil USG dengan konsentrasi
spermatozoa.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bobot badan, volume, konsentrasi
spermatozoa, dan total spermatozoa per ejakulat ayam merawang lebih tinggi
dibandingkan ayam kampung dan SK kedu. Konsentrasi spermatozoa ayam dapat
diduga dengan mengukur penampang melintang testis menggunakan USG.
Collections
- MT - Veterinary Science [931]