Upaya Pengendalian Ikan Manila (Parachromis Managuensis) Menggunakan Alat Tangkap Jaring Insang Di Waduk Penjalin Kabupaten Brebes
View/ Open
Date
2016Author
Hamiyati, Iyat
Lumban, Djamar T.F.
Batu, T.F. Lumban
Yonvitner
Metadata
Show full item recordAbstract
Waduk Penjalin memiliki luas 1,25 km2 dengan volume air 9,5 juta m3, terletak di tengah-tengah Desa Winduaji, 2,4 km arah selatan ibu kota Kecamatan Paguyangan. Waduk Penjalin dikelilingi oleh pedukuhan Mungguhan, Keser Kulon, Kali Garung, Kedung Agung, Soka, Karangsempu, Pecikalan, dan Karangnangka. Terdapat beberapa jenis ikan yang ditemukan di Waduk Penjalin, namun komposisi spesiesnya mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Adanya penurunan komposisi spesies dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti masuknya spesies invasif ikan Manila (Parachromis managuensis).
Ikan Manila merupakan ikan yang dominan tertangkap di Waduk Penjalin. Ikan ini pertama kali ditemukan pada tahun 2013 di Waduk Penjalin. Keberadaan ikan Manila dikhawatirkan akan mengancam keberadaan spesies ikan lainnya, sehingga diperlukan upaya untuk melakukan pengendalian terhadap populasi ikan ini. Upaya pengendalian yang dianggap ramah lingkungan yaitu menggunakan teknik penangkapan. Penelitian ini menggunakan jaring insang dengan ukuran mata jaring yang berbeda. Selain itu, diperlukan informasi tentang aspek biologi reproduksi ikan Manila sebagai dasar pengelolaan sumberdaya ikan di Waduk Penjalin.
Jumlah ikan yang tertangkap selama penelitian sebanyak 461 ekor yang terdiri dari 6 spesies dan didominasi oleh ikan introduksi. Ikan Manila yang tertangkap berjumlah 217 ekor dan diikuti oleh ikan Nila (Oreochromis niloticus), Betutu (Oxyeleotris marmorata), Lele Lokal (Clarias batrachus L.), Nila Lokal (Oreochromis mossambicus), dan Sepat (Trichogaster trichopterus Pall.). Berdasarkan aspek biologi reproduksi, ikan Manila memiliki pola pertumbuhan allometrik positif, pola pemijahan partial spawner, fekunditas yang tinggi rata-rata 6804 telur/ekor, dan ikan jantan lebih cepat matang gonad dibandingkan ikan betina dengan ukuran pertama kali jantan matang gonad 13.18 cm dan ikan betina 14.18 cm.
Berdasarkan analisis selektivitas jaring insang, diketahui faktor selektivitas kombinasi dua ukuran mata jaring 2.54 dan 3.81 cm, 3.81 dan 5.08, dan 5.08 dan 6.35 cm secara berturut-turut adalah 3.95, 3.38, dan 3.25. Penggunaan kombinasi ukuran mata jaring 3.81 dan 5.08 akan efektif untuk mengurangi populasi ikan Manila karena banyak menangkap ikan pada ukuran yang sedang matang gonad.
Collections
- MT - Fisheries [3014]