dc.description.abstract | Biawak air (Varanus salvator) merupakan spesies kompleks, terdistribusi
luas, dan sebagai komoditas ekspor reptil terbesar dari Indonesia. Spesies ini
menghuni daratan utama (pulau) dan pulau satelitnya. Pulau satelit yang terisolasi
diduga mendorong terjadinya spesiasi alopatrik yang dapat mengakibatkan
perubahan taksonomi biawak air, sebagaimana terjadi di Filipina. Kami tertarik
untuk melakukan karakterisasi aspek biologi V. s. macromaculatus yang berasal
dari wilayah Sumatera karena beberapa hal. Pertama, V. s. macromaculatus adalah
subspesies tersamar. Kedua, wilayah Sumatera terdiri atas daratan utama (Pulau
Sumatera) dan pulau-pulau satelitnya. Beberapa pulau-pulau satelit dari Pulau
Sumatera, berdasarkan sejarah geologi, merupakan pulau yang terisolasi, misalnya
Pulau Simeulue. Kami menduga spesiasi alopatrik juga terjadi pada V. s.
macromaculatus di pulau-pulau satelit yang terisolasi dari Pulau Sumatera.
Ketiga, wilayah Sumatera merupakan lokasi sumber komoditas V. salvator yang
menyumbangkan lebih 50% dari total kuota tangkap (Dir Jend KSDAE 2015a).
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi V. s. macromaculatus yang berasal dari
Pulau Sumatera dan pulau-pulau satelitnya secara morfologi dan molekuler.
Selain itu, karakteristik reproduksi V. s. macromaculatus betina yang berasal dari
wilayah Riau dilakukan dengan mendeskripsikan anatomi oviduk dan ovarinya
untuk menentukan strategi dan potensi reproduksinya.
Kajian morfologi menggunakan 58 ekor V. salvator yang diperoleh dari 12
lokasi, yaitu Pulau Simeulue, Meulaboh, Serdang Bedagai, Pekanbaru, Siak,
Pulau Bengkalis, Pulau Mendol, Pulau Kundur, Pulau Combol, Pulau Batam,
Pulau Bangka, dan Pulau Jawa (sebagai outgroup). Kajian ini menentukan
karakter morfologi diagnostik antara V. s. macromaculatus yang berasal dari
Pulau Sumatera dan pulau-pulau satelitnya. Kajian molekuler berhasil
mengamplifikasi sebanyak 50 sekuens V. s. macromaculatus yang diperoleh dari
12 lokasi yang sama dengan kajian morfologi. Keragaman haplotipe, dan
keragaman genetik gen COI dihitung menggunakan DNA Sequence Polymorphism
(DNA SP) versi 5. Jaring haplotipe menggunakan Median Joining Network (MJ)
menggunakan NETWORK versi 5.0.0.0 dilakukan untuk melihat step
pembentukan kelompok fenogram. Rerata jarak genetik bersih dihitung
menggunakan program MEGA 6 untuk menentukan status taksanya. Jika rerata
jarak genetik bersih antara kelompok lebih dari 2% dikategorikan sebagai
kandidat spesies baru, sedangkan rerata jarak genetik bersih kurang dari 2%
dikategorikan sebagai kandidat subspesies baru. Kajian reproduksi berdasarkan
anatomi ovari dan oviduk menggunakan 12 sampel dari 6 lokasi yang termasuk
wilayah Riau, yaitu: Pulau Bengkalis, Pekanbaru, Siak, Pulau Mendol, Pulau
Kundur, dan Pulau Batam. Pada kajian ini, oviduk dan ovari dideskripsikan,
sementara folikel dan telur dihitung. Data yang diperoleh dipakai untuk
menentukan strategi dan potensi reproduksinya.
2
V. salvator yang berasal dari Pulau Simeulue dan Pulau Bangka berhasil
diidentifikasi sebagai morfo-spesies yang berbeda dari V. s. macromaculatus yang
berasal dari Pulau Sumatera (Meulaboh, Serdang Bedagai, Siak, dan Pekanbaru)
dan Riau Kepulauan (Pulau Bengkalis, Pulau Mendol, Pulau Kundur, Pulau
Combol, dan Pulau Batam). Karakter morfologi diagnostik berupa karakter
morfometrik di bagian kepala (indeks 10 dan indeks 11), karakter hitungan sisik
(Q dan S), dan pola warna tubuh. Penggunaan gen COI sebagai penanda genetik
berhasil mengidentifikasi sebanyak 18 haplotipe. Keragaman genetik terbesar dan
terkecil ditunjukkan oleh kelompok biawak air yang berasal dari Pulau Jawa dan
Pulau Simeulue secara berturut-turut. Fenogram dan jaring haplotipe
menunjukkan kelompok biawak air yang berasal dari Pulau Bangka dan Pulau
Simeulue terpisah dengan kelompok yang berasal dari Pulau Sumatera dan Riau
Kepulauan. Rerata jarak genetik bersih antarkelompok mengonfirmasi kelompok
biawak air yang berasal dari Pulau Simeulue dan Pulau Bangka secara berturutturut
sebagai kandidat spesies dan subspesies baru, sedangkan biawak air yang
berasal dari Pulau Sumatera dan Riau Kepulauan diidentifikasi tetap sebagai
subspesies V. s. macromaculatus. Hasil yang diperoleh menunjukkan terjadinya
spesiasi alopatrik pada biawak air yang berasal dari Pulau Simeuleu dan Pulau
Bangka terkait dengan sejarah geologinya.
Berdasarkan anatomi reproduksinya, semua spesimen yang diuji mewakili
semua tingkatan umur, yaitu dari juvenil hingga dewasa. Fenomena simetri
oviduk V. s. macromaculatus ditunjukkan dalam jumlah dan panjangnya. Jumlah
total folikel ovari pada individu dewasa minimal 200 butir sehingga tergolong
memiliki potensi reproduksi tinggi. Subspesies ini memiliki strategi mulai
bereproduksi pada ukuran relatif kecil, memiliki clutch size berukuran sedang dan
tergolong multiple clutching. Strategi reproduksi subspesies ini sama dengan V.
salvator kompleks melintasi kisaran geografiknya sehingga dua kandidat taksa
baru diduga memiliki strategi dan potensi reproduksi yang sama. Dengan
demikian V. salvator berpotensi untuk ditangkarkan mengingat potensi
reproduksinya tinggi dan kisaran jenis pakan yang luas.
Penelitian ini secara keseluruhan memberikan fakta-fakta ilmiah bahwa
karakterisasi morfologi, molekuler, dan reproduksi dapat digunakan dalam
mengupayakan konservasi V. salvator. Meskipun demikian, studi lanjut tentang
validasi taksa dan penentuan status perlindungan V. salvator yang berasal dari
Pulau Simeulue dan Pulau Bangka perlu dilakukan. Eksplorasi dan survei lebih
luas perlu dilakukan pada pulau terisolasi (contoh: Pulau Enggano) untuk
menemukan kelompok V. salvator yang belum teridentifikasi. | id |