dc.description.abstract | Lais adalah nama lokal di Sungai Mahakam Kalimantan Timur untuk kelompok ikan bersungut air tawar (catfish) famili Siluridae terutama genus Ompok dan Kryptopterus. Bagi masyarakat lokal, genus ini tertutama dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi dan ikan hias. Kerusakan lingkungan dan penangkapan ikan yang tidak selektif yang dilakukan oleh para nelayan dikhawatirkan akan menurunkan populasi ikan lais dengan cepat, sementara informasi dasar biologi dan validitas spesies pada kedua genus ini di alam belum banyak diketahui. Untuk menjaga kelestarian dan pemanfaatan ikan lais berkelanjutan maka diperlukan konservasi dan pengelolaan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menentukan perbedaan karakter antara genus dan spesies menggunakan biometrik serta menyediakan kunci identifikasi praktis. 2) menentukan identitas spesies ikan lais secara akurat menggunakan analisis genetik. 3) mendeskripsikan penyebaran spasial dan temporal spesies ikan lais. 4) menyusun strategi dan pengelolaan perikanan untuk pemanfaatan berlanjutan sumber daya ikan khususnya spesies Ompok miostoma melalui kajian biologi reproduksi. Pengumpulan sampel dan pengukuran kualitas perairan dilakukan setiap bulannya di empat lokasi di Sungai Mahakam selama satu tahun yang meliputi kawasan Sungai Mahakam Hulu di Sungai Tering (S 000 04' 03''; E 1150 40' 05'') dan kawasan Sungai Mahakam Tengah di Danau Semayang (S 000 11' 09.8''; E 1160 27' 31.2''); Sungai Belayan (S 000 12' 18.2"; E 1160 31' 55.3"); Sungai Kedang Muara Siran (S 000 07' 26.1''; E 1160 37' 56.4''). Identifikasi spesies, pengukuran karakter morfologis dan pengukuran parameter biologi reproduksi dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Mulawarman Samarinda dan Museum Zoologi Bogor, sementara ektraksi DNA dan amplifikasi dilakukan di Laboratorium Molekular PSIH IPB Bogor. Perunutan DNA dilakukan di 1st BASE Malaysia. Identifikasi, validasi dan distribusi spesies ikan lais dianalisis secara deskriptif. Untuk biometrik dilakukan menggunakan analisis komponen utama. Analisis karakter genetik, penanda genetik, jarak genetik dan konstruksi ulang pohon filogenetik dilakukan menggunakan software MEGA 6. Struktur populasi ikan lais berdasarkan rasio kelamin, ukuran, tingkat kematangan gonad, musim pemijahan dan tipe pemijahan dianalisis secara deskriptif. Hubungan panjang berat jantan dan betina, hubungan fekunditas dan ukuran ikan (panjang total dan berat) ditentukan menggunakan analisis regresi. Pola pertumbuhan, faktor kondisi, indeks kematangan gonad (IKG) dan ukuran ikan kali pertama matang gonad dianalisis dengan rumus yang telah ditentukan menggunakan program EXEL.
Pengamatan spesies yang ditemukan selama penelitian sebanyak 2 genus dan 6 spesies. Hasil karakter biometrik menunjukkan antara Ompok dan
Kryptopterus dibedakan oleh perbedaan pada kehadiran sirip dorsal, panjang batang ekor, panjang sungut maksila, lebar kepala, panjang interorbital, panjang prepektoral, panjang dasar sirip anal, lebar gigi vomer, dan jumlah tapis insang. Antara spesies O. miostoma dan O. hypophthalmus dibedakan oleh perbedaan lebar kepala, panjang sungut maksila, bentuk gigi vomer, susunan gigi maksila, posisi noktah warna, sementara spesies K. limpok, K. apogon, K. micronema, K. bicirrhis dibedakan pada panjang batang ekor, panjang sungut maksila, bentuk gigi vomer, susunan gigi maksila, posisi noktah warna dan warna dorsal tubuh. Karakter biometrik dan deskripsi digunakan untuk menyediakan kunci identifikasi. Perbedaan karakter genetik antara genus Ompok dan Kryptopterus berdasarkan gen COI sepanjang 655 pasang basa (pb) ditunjukkan oleh variasi pada kodon ketiga pada genus Ompok sebesar 22,75% dan genus Kryptopterus sebesar 12,22%. Antara genus Ompok dan Kryptopterus dibedakan oleh 9 single nucleotide polymorphism (SNP). Spesies O. miostoma dan O. hypophthalmus dibedakan oleh 22 SNP, sedangkan spesies K. limpok, K. apogon, K. micronema, K.bicirrhis dibedakan oleh 73 SNP. Rata-rata jarak genetik intraspesies ditemukan sebesar 0,15% ± 0,01%, antarspesies dalam genus Ompok sebesar 12,77 % ± 0,10%, antarspesies dalam genus Kryptopterus sebesar 10,99% ± 0,29% dan antargenus Ompok dan Kryptopterus sebesar 19,01% ± 1,68. Konstruksi ulang pohon filogenetik berdasarkan gen COI ditemukan enam kelompok spesies ikan lais di Sungai Mahakam. Sebaran spesies berdasarkan lokasi penangkapan menunjukkan spesies O. miostoma dan K. apogon ditemukan pada semua lokasi, sedangkan spesies K. bicirrhis hanya ditemukan di kawasan Sungai Mahakam Hulu. Ikan lais di Sungai Mahakam didominasi oleh spesies O. miostoma, sedangkan spesies K. apogon ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Kelimpahan relatif ikan lais di Sungai Mahakam Tengah lebih tinggi dibandingkan Sungai Mahakam Hulu. Distribusi spasial spesies ikan lais pada seluruh lokasi dipengaruhi oleh perbedaan kondisi habitat, sedangkan distribusi temproral dipengaruhi oleh musim. Biologi reproduksi Ompok miostoma menunjukkan nisbah kelamin jantan dan betina pada saat matang gonad adalah 1 : 1,77. Panjang ikan kali pertama matang gonad pada jantan berkisar dari 191,05 - 202,60 mm dan betina berkisar dari 179,56 - 198,50 mm. Musim pemijahan terjadi pada bulan November sampai Januari (musim hujan) dan puncak pemijahan terjadi pada bulan Desember. Lokasi pemijahan berdasarkan pada persentase tertinggi matang gonad dan fekunditas total adalah di Danau Semayang. Berdasarkan pada sebaran diameter telur diketahui pola pemijahan serempak (total spawning). Rekomendasi strategi pengelolaan ikan lais di Sungai Mahakam, dapat ditentukan berdasarkan aspek biologi reproduksi meliputi: pembatasan penangkapan pada puncak musim pemijahan pada bulan Desember, ukuran O. miostoma jantan yang boleh ditangkap di atas 191,05 - 202,60 mm dan pada betina di atas 179,56 - 198,50 mm dan ukuran mata jaring yang disarankan di atas 2 Inci. Danau Semayang ditetapkan sebagai wilayah yang dikonservasi untuk pemijahan ikan lais. Pada tahap lebih lanjut diperlukan usaha domestikasi berdasarkan hasil penelitian. | id |