Degradasi Dan Alternatif Remediasi Ekosistem Mangrove Di Binalatung Kota Tarakan
View/Open
Date
2016Author
Rachmawani, Dori
Yulianda, Fredinan
Kusmana, Cecep
Boer, Mennofatria
Parwati, Ety
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem mangrove di Kota Tarakan mencapai 1,224.80 ha yang tersebar pada beberapa wilayah, termasuk di kawasan Binalatung. Ekosistem mangrove Binalatung saat ini mengalami tekanan akibat pencemaran, baik yang bersumber dari limbah domestik maupun limbah yang bersumber dari kegiatan industri dan pertambangan, seperti batu bara dan minyak bumi. Berbagai upaya dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian ekosistem mangrove di Kota Tarakan dan kawasan Binalatung khususnya, seperti program rehabilitasi ekosistem mangrove MCRMP (Marine and Coastal Resources Management Project) berupa penanaman 75,000 bibit mangrove. Namun demikian, belum memberikan hasil yang maksimal dalam upaya pengelolaan sumberdaya ekosistem mangrove.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2013, di kawasan mangrove Binalatung, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan. Tujuan penelitian adalah 1) Mengidentifikasi faktor penyebab kematian massal individu mangrove di Binalatung yang bersumber dari bahan pencemar yang terkandung dalam sedimen dan akar berupa hidrokarbon aromatik; 2) Merumuskan alternatif rehabilitasi ekosistem mangrove di Binalatung dengan pendekatan nilai manfaat mangrove sebagai fitoremediasi. Metode penelitian meliputi: 1) analisis indeks nilai penting (INP), 2) analisis parameter lingkungan (tekstur sedimen, pH tanah, pasang surut dan kandungan C-Organik), 3) analisis kandungan senyawa BTEX dan PAH di sedimen dan akar, dan 4) analisis nilai manfaat fitoremediasi mangrove.
Karakteristik ekosistem mangrove didominasi oleh jenis Avicennia sp (INP=157.79%) dan jenis Sonneratia sp (INP=142.21%). Jenis sedimen bertekstur halus didominasi silty loam (SiL) atau lempung berdebu dan silty clay loam (SiCL) atau lempung liat berdebu. Nilai pH berkisar antara 6.4-7.4 yang menunjukkan pH netral. Kandungan C-Organik tergolong rendah (0.58 - 0.79%). Tipe pasang surut yang terjadi adalah tipe harian ganda yakni terjadi dua kali pasang dalam sehari.
Terdapat senyawa-senyawa hidrokarbon aromatik pada sedimen dan akar mangrove antara lain: stirena 2,4,6-trimetil, xilena, stirena, fenantrena, dan naftalena yang merupakan senyawa yang mempunyai potensi karsinogenik. Konsentrasi senyawa hidrokarbon aromatik pada akar mangrove lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi senyawa hidrokarbon aromatik pada sedimen. Konsentrasi senyawa hidrokarbon aromatik pada sedimen lapisan bawah (tekstur sedimen yang lebih halus) lebih tinggi dibandingkan dengan sedimen lapisan atas (tekstur sedimen yang lebih kasar).
Alternatif penggunaan teknik remediasi (fitoremediasi) menjadi pilihan utama dalam pengendalian dan pemulihan kandungan senyawa hidrokarbon aromatik tersebut (stirena 2,4,6-trimetil, xilena, stirena,fenantrena, dan naftalena). Nilai ekonomi fitoremediasi mangrove Binalatung adalah sebesar Rp 20,592,856,881 per tahun.
Collections
- DT - Fisheries [733]