dc.description.abstract | Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Kabupaten Karawang. Penyebab banjir di wilayah ini disebabkan oleh kondisi DAS Citarum Hulu yang buruk. Kondisi DAS Citarum yang buruk terlihat dari luas hutan yang sedikit sehingga menyebabkan erosi dan peningkatan debit jauh lebih tinggi ketika musim hujan. Debit sungai yang jauh meningkat ketika musim hujan menyebabkan banjir di daerah hilir seperti Karawang. Banjir yang terjadi di Kabupaten hampir selalu menyebabkan kegagalan panen. Data dari Distanhut Kabupaten Karawang dari musim tanam 2008/2009 hingga 2013/2014 rata – rata luas tanaman padi yang mengalami gagal panen (puso) mencapai 219,84 ha. Kondisi ini tentunya merupakan ancaman bagi kehidupan petani di Kabupaten Karawang. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerusakan DAS Citarum Hulu, menganalisis tingkat bahaya banjir di Kabupaten Karawang, dan menganalisis tingkat kerentanan nafkah petani di Kabupaten Karawang.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2015 dalam 3 tahapan. Tahapan pertama yaitu melakukan analisis kerusakan DAS Citarum Hulu. Parameter yang digunakan dalam analisis ini adalah KRS, Koefisien Aliran Permukaan, Indeks Erosi, Laju Sedimentasi, dan Luas Vegetasi Permanen. Nilai gabungan dari parameter tersebut akan menghasilkan tingkat kerusakan DAS Citarum Hulu. Tahapan kedua adalah melakukan analisis tingkat bahaya banjir di Kabupaten Karawang. Analisis ini dilakukan pada sebaran lahan sawah di Kabupaten Karawang yang dialiri Sungai Citarum. Parameter yang digunakan dalam analisis ini adalah curah hujan, drainase tanah, dan data historis banjir di lahan sawah yang terdiri dari tinggi genangan, lama genangan, dan frekuensi banjir selama 5 tahun terakhir. Hasil dari analisis ini akan menghasilkan peta tingkat bahaya banjir lahan sawah di Kabupaten Karawang. Tahapan ketiga dalam penelitian ini adalah menganalisis tingkat kerentanan nafkah petani di daerah dengan dengan bahaya banjir tinggi. Responden petani yang diambil dalam analisis ini adalah petani yang berada di daerah dengan bahaya banjir tinggi. Parameter yang digunakan dalam analisis ini adalah kelima sumber modal yaitu modal manusia, fisik, alam, finansial, dan sosial. Hasil dari analisis ini akan menghasilkan indeks kerentanan nafkah (LVI) dan peta kerentanan nafkah petani di daerah dengan dengan bahaya banjir tinggi.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah untuk tingkat kerusakan DAS Citarum Hulu berada pada kriteria agak buruk dengan nilai 3,57. Parameter yang buruk terdapat pada nilai KRS yang tinggi, indeks erosi (IE) yang tinggi, dan luas vegetasi permanen yang masih rendah. Tingkat bahaya banjir di Kabupaten Karawang secara keseluruhan masih berada pada tingkat bahaya sedang. Namun, ada
tiga wilayah yang berada pada tingkat bahaya banjir tinggi yaitu Kecamatan Jayakerta, Kecamatan Telukjambe Barat, dan Telukjambe Timur. Kerentanan nafkah petani di daerah dengan bahaya banjir tinggi didapatkan bahwa petani di Dusun Pengasinan dan Dusun Kampek Desa Karangligar Kecamatan Telukjambe Barat kerentanan nafkahnya lebih tinggi dibandingkan dengan Dusun Peundeuy Desa Ciptamarga Kecamatan Jayakerta.
Kerentanan nafkah petani di Dusun Pengasinan yang paling tinggi disebabkan oleh penguasaan modal yang masih rendah yaitu modal manusia, fisik, dan finansial. Kerentanan modal petani di Dusun Kampek yang juga tinggi namun masih lebih rendah dibandingkan dengan Dusun Pengasinan juga disebabkan penguasaan modal yang rendah pada modal manusia, fisik, dan finansial. Kerentanan nafkah petani yang rendah di Dusun Peundeuy disebabkan oleh penguasaan keseluruhan modal yang lebih kuat dibandingkan dengan Dusun Pengasinan dan Dusun Kampek. | id |