dc.description.abstract | Permasalahan utama dalam budidaya ikan botia adalah pertumbuhannya
yang lambat, memerlukan waktu sekitar enam bulan untuk mencapai ukuran jual
(panjang total 4-5 cm). Pertumbuhan yang lambat tentunya menyebabkan waktu
produksi yang lama dan menambah biaya produksi. Peningkatan pertumbuhan
dapat dipacu melalui penggunaan hormon pertumbuhan rekombinan (recombinant
growth hormone/rGH).
Hormon rGH dapat diaplikasikan dengan tiga metode, yaitu: injeksi, oral
melalui pakan, dan perendaman. Pemberian rGH melalui kombinasi dua metode
(perendaman dan oral) mampu memberikan respons yang lebih baik dibandingkan
satu metode, dikarenakan adanya pemberian yang berulang. Berdasarkan hal itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respons pemberian rGH yang berasal
dari ikan kerapu kertang (rElGH) melalui metode berbeda terhadap pertumbuhan
ikan botia.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: tahap 1 (penentuan dosis
rElGH terbaik melalui metode perendaman). Pada tahap 1, ikan uji yang
digunakan adalah larva ikan botia umur tujuh hari setelah menetas. Larva diberi
kejut salinitas dengan NaCl 2,0% selama satu menit, kemudian direndam selama
satu jam dalam air yang mengandung 0,3% NaCl, 0,01% bovine serum albumin
(BSA) dan rElGH dosis berbeda (0,12; 1,2; 12 dan 120 mg/L bobot basah).
Sebagai kontrol, larva direndam dalam air tanpa rElGH dan NaCl (kontrol-1), air
mengandung 0,3% NaCl dan 0,01% BSA (kontrol-2), dan air mengandung 0,3%
NaCl (kontrol-3). Selanjutnya larva ikan botia dipelihara sampai umur tiga bulan
dengan padat tebar 5 ekor/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis rElGH
1,2; 12 dan 120 mg/L memberikan peningkatan panjang total dan laju
pertumbuhan panjang (P<0,05) dibandingkan kontrol-1 dengan nilai tertinggi
pada dosis 1,2 mg/L sebesar 7,3% (panjang total) dan 4,7% (laju pertumbuhan
harian panjang), sedangkan dosis 0,12 mg/L tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan
semua kontrol. Selain itu, persentase benih ukuran besar pada akhir penelitian
meningkat sekitar 5% pada dosis 1,2 mg/L, persentase ukuran sedang hampir
sama dan persentase ukuran kecil menurun dibandingkan kontrol-1. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dosis perendaman terbaik rElGH adalah 1,2
mg/L.
Penelitian selanjutnya yaitu tahap 2, bertujuan untuk menentukan dosis
rElGH terbaik melalui metode oral lewat pakan alami bloodworm. Ikan uji yang
digunakan adalah benih ikan botia umur tiga bulan yang sudah bisa makan
bloodworm. Penelitian pemberian rElGH melalui pakan menggunakan dosis
(bobot basah): 0 (kontrol); 0,3; 3; dan 30 mg/kg pakan. Bloodworm yang telah
dicairkan dan ditiriskan, disemprot larutan rElGH sesuai perlakuan dan diberi
binder berupa kuning telur 0,13 mg/mL. Bloodworm yang telah disemprot rElGH
dibiarkan selama 5-10 menit sebelum diberikan ke ikan. Frekuensi pemberian
pakan adalah dua kali seminggu (tiga kali sehari) dan disiapkan setiap akan
diberikan ke ikan. Ikan dipelihara sampai umur enam bulan dengan padat tebar 1
ekor/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan benih ikan botia
dengan pemberian rElGH melalui bloodworm pada dosis 30 mg/kg pakan, lebih
panjang (P<0,05) dibandingkan kontrol dan perlakuan rElGH dosis 0,3 mg/kg
pakan, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis rElGH 3 mg/kg pakan.
Pada perlakuan dosis rElGH 0,3 dan 3 mg/kg pakan tidak berbeda nyata (P>0,05)
dan keduanya juga tidak berbeda nyata dengan kontrol. Nilai pertumbuhan
panjang benih ikan botia meningkat seiring peningkatan dosis rElGH, nilai paling
tinggi terdapat pada perlakuan 30 mg/kg pakan sebesar 5,87% lebih cepat
dibandingkan kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dosis
pemberian rElGH terbaik melalui pakan alami bloodworm adalah 30 mg/kg
pakan.
Penelitian tahap 3 merupakan kegiatan lanjutan penelitian 1 dan penelitian
2. Pada penelitian tahap 3 ini, tiga metode pemberian rElGH yang diujikan yaitu
melalui perendaman, oral dan kombinasi antara perendaman dan oral. Dosis
rElGH melalui perendaman adalah 1,2 mg/L, dan dosis melalui oral yang
diterapkan adalah 30 mg/kg pakan yang telah ditentukan sebagai hasil terbaik
pada penelitian sebelumnya. Ikan uji dipelihara dalam akuarium dengan volume
50 L dengan sistem resirkulasi, selama 168 hari dengan kepadatan 50
ekor/akuarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi
perendaman dan oral memberikan hasil pertumbuhan sebesar 12,04% lebih tinggi
dibandingkan kontrol (P<0,05) untuk panjang total, dan 5,83% lebih tinggi
dibandingkan kontrol (P<0,05) untuk laju pertumbuhan harian panjang. Selain itu,
perlakuan kombinasi juga dapat meningkatkan ekspresi gen insulin-like growth
factor-1/IGF-1 sebesar 29,37% dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan
kombinasi juga dapat mengurangi biaya produksi sebesar Rp. 224,78,- per ekor
dengan waktu pemeliharaan 18 hari lebih cepat dibandingkan kontrol untuk
mendapatkan ukuran tubuh yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian rElGH dengan
dosis yang tepat melalui perendaman, oral dan kombinasinya mampu
meningkatkan pertumbuhan benih ikan botia. Metode pemberian yang
menghasilkan respons pertumbuhan terbaik pada penelitian ini adalah dengan
mengkombinasikan pemberian melalui perendaman (pada saat larva) dan
dilanjutkan pemberian secara oral melalui pakan alami bloodworm (pada saat ikan
sudah bisa mengkonsumsi bloodworm). Peningkatan pertumbuhan ini bermanfaat
untuk mempersingkat waktu produksi sampai ukuran jual dan juga mengurangi
biaya produksi. | id |