dc.description.abstract | Tumbuhan mangrove di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan telah
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebagai sumber obat-obatan.
Hampir semua spesies tanaman di dunia termasuk mangrove memiliki satu atau
lebih mikroba endofit. Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup di dalam
jaringan tumbuhan dan mampu membentuk koloni tanpa membahayakan
inangnya. Kapang endofit mampu memproduksi senyawa bioaktif yang sama
dengan inangnya. Endofit di dalam mangrove sebagai tanaman inangnya yang
sangat beranekaragam di Indonesia telah diteliti dalam jumlah yang sedikit.
Kapang endofit telah berhasil diisolasi dari daun mangrove R. stylosa di perairan
Barru, Sulawesi Selatan yang diberi kode BAR1.5. Ekstrak kasarnya diketahui
memiliki aktivitas penghambatan terhadap bakteri B. subtilis. Penemuan tersebut
perlu diteliti lebih lanjut terutama mengenai fraksi yang aktif sebagai antibakteri
dan pengaruh yang dihasilkan dari ekstrak terhadap morfologi sel bakteri.
Penelitian ini dilakukan dalam 5 tahap. Tahapan pertama adalah kultivasi
kapang endofit mangrove BAR1.5, selanjutnya tahap yang kedua yaitu
mengekstrak media kultur kapang. Tahap ketiga, ekstrak yang diperoleh dilakukan
uji bioautografi. Hasil bioautografi berupa fraksi aktif. Fraksi yang aktif sebagai
antibakteri tersebut dijadikan acuan untuk pengambilan fraksi semi-murni pada
KLTP sebagai tahapan yang keempat. Fraksi yang diperoleh dari KLTP kemudian
diuji menggunakan KLT untuk mengetahui apakah fraksi yang diperoleh adalah
fraksi tunggal. Fraksi tunggal yang didapatkan kemudian dilakukan uji aktivitas
antibakteri dan uji komponen bioaktif. Tahap kelima yaitu mengidentifikasi
pengaruh ekstrak terhadap morfologi sel bakteri menggunakan SEM.
Fraksi antibakteri dari kapang endofit BAR1.5 dapat diperoleh dengan
menggunakan KLTP. Fraksi semi-murni antibakteri yang diperoleh adalah
sebanyak tiga fraksi (F1, F2, dan F3). Aktivitas antibakteri F1 dan F2 lebih tinggi
dibandingkan dengan ekstrak kasar yang memiliki zona hambat masing-masing 19
mm dan 20 mm terhadap B. subtilis. F3 tidak memiliki aktiviitas antibakteri yang
baik dalam bentuk fraksi tunggal. Komponen bioaktif pada F1 adalah flavonoid,
F2 polifenol, dan F3 triterpenoid. Senyawa antibakteri dalam kapang endofit
BAR1.5 menyebabkan pembengkakan, pengerutan dan lisis pada morfologi sel B.
subtilis, sedangkan pada morfologi sel P. aeruginosa menyebabkan pengerutan,
sel transparan dan lisis. | id |