Sistem Agribisnis Ikan Bilih (Mystacoleucus Padangensis) Di Danau Singkarak Sumatera Barat
View/ Open
Date
2016Author
Sari, Layra Nichi
Suharno
Tinaprilla, Netti
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan bilih merupakan ikan endemik Danau Singkarak yang saat ini berstatus
langka karena ekosistemnya terancam punah. Ikan bilih merupakan salah satu ikan
endemik yang banyak diminati oleh konsumen. Namun, jumlah ikan bilih saat ini
mengalami penurunan akibat penangkapan menggunakan alat yang tidak ramah
lingkungan. Ikan bilih memiliki pasar yang menjanjikan. Walaupun hasil produksi
rendah namun usaha ikan bilih memiliki peluang bisnis karena tingginya
penggemar ikan bilih dari berbagai wilayah. Sehingga peneliti ingin mengetahui
keadaan sistem agribisnis ikan bilih dengan tujuan menganalisis besarnya
pendapatan usahatani, menganalisis saluran pemasaran dan marjin pemasaran,
menganalisis besarnya nilai tambah industri ikan bilih goreng dan peran
kelembagaan penunjang.
Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan metode kualitatif dan juga
metode kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk menguraikan secara
deskriptif gambaran umum lokasi penelitian dan karakteristik nelayan. Metode
kuantitatif menggunakan analisis pendapatan usahatani, analisis imbangan
penerimaan dan biaya (R/C rasio), analisis nilai tambah dengan metode Hayami,
analisis marjin pemasaran dan analisis peran kelembagaan dengan cara deskriptif.
Penelitian ini dilakukan Danau Singkarak yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten
Tanah Datar dengan empat kecamatan dan 13 kenagarian atau desa.
Hasil analisa sistem agribisnis ikan bilih di daerah penelitian menunjukkan
pengadaan sarana produksi usahatani ikan bilih meliputi sampan, bagan (jaring
apung), bahan bakar, ember, jala dan timbangan yang berasal dari kios atau pasar.
Tenaga kerja menggunakan tenaga keluarga. Hasil analisis pendapatan usahatani
ikan bilih menunjukkan bahwa usahatani yang dilakukan nelayan memiliki rasio
R/C atas biaya tunai sebesar 38.99 dan rasio R/C atas biaya total sebesar 5.73
karena nelayan hanya melakukan penangkapan tanpa mengeluarkan pengeluaran
yang banyak.
Hasil analisis pemasaran menunjukkan saluran pemasaran ikan bilih di
Danau Singkarak memiliki empat saluran. Saluran III merupakan saluran yang
paling efisien karena total marjin yang kecil dan farmer’s share yang terbesar dari
saluran lainnya yaitu sebesar Rp 70 000 untuk total marjin dan 26.32 pesen
farmer’s share. Hasil analisis nilai tambah ikan bilih di Danau Singkarak adalah
pengolahan ikan bilih segar menjadi ikan bilih goreng. Ikan bilih goreng mampu
memberikan nilai tambah yang tinggi dengan rata-rata rasio nilai tambah sebesar
56.42 persen. Demikian juga dengan keuntungan, keuntungan yang diperoleh
sebesar Rp 70 590 dan tingkat keuntungan sebesar 53.26 persen. Hasil peran
kelembagaan, pemerintah memiliki peranan yang besar terhadap perkembangan
usaha ikan bilih dibandingkan lembaga lainnya seperti perbankan dan kelompok
pengolah.
Collections
- MT - Economic and Management [2965]