Show simple item record

dc.contributor.authorDasanto, Bambang Dwi
dc.contributor.authorImpron, .
dc.date.accessioned2016-08-11T02:33:03Z
dc.date.available2016-08-11T02:33:03Z
dc.date.issued2008-12-22
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81322
dc.description.abstractSecara umum pemanasan global diartikan sebagai peningkatan suhu di seluruh pemukaan bumi baik darat maupun laut. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dikarenakan oleh faktor alami (natural) dan/atau aktivitas manusia (anthropogenic). Gas-gas rumah kaca utama yang menyebabkan terjadinya pemanasan global, antara lain: karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oksida (N2O) dan halokarbon (sekelompok gas yang mengandung florin, klorin dan bromin). Gas-gas ini berakumulasi di atmosfer dan menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan konsentrasi dari tahun ke tahun. Laporan IPCC (2007) menyatakan bahwa pemanasan global terutama disebabkan oleh tingginya konsentrasi gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Laporan ini juga menyatakan bahwa peningkatan GRK tersebut terutama diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi) dan perubahan penggunaan/penutup lahan. Pemanasan global dalam jangka panjang akan mempengaruhi sebagian atau seluruh sistem iklim bumi dan memacu terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim ini terutama berkaitan dengan perubahan unsur-unsur iklim, antara lain: radiasi surya, lama penyinaran surya, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, evaporasi/ evapotranspirasi dan presipitasi. Dampak dari perubahan iklim tersebut adalah (1) suhu udara menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun terutama setelah revolusi industri pada tahun 1880-an, (2) pergeseran waktu awal musim hujan dan perubahan distribusi serta jeluk hujan, (3) peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim, dan (4) kenaikan muka air laut. Pergeseran awal musim hujan menyebabkan terjadinya pergeseran waktu tanam yang berimplikasi pada ketersediaan bibit dan pupuk. Perubahan distribusi dan jeluk hujan berdampak pada ketersediaan air antar wilayah dan waktu. Intensitas kejadian iklim ekstrim yang semakin meningkat seperti kekeringan (akibat El Nino) dan banjir (La Nina) akan berdampak pada turunnya produksi pertanian, rusaknya bangunan air akibat banjir, dan defisit air industri/domestik akibat kekeringan ataupun turunnya kualitas air akibat banjir.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.titleUpaya adaptasi sektor sumberdaya air dan pertanian untuk mengurangi dampak perubahan iklimid
dc.typeWorking Paperid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record