Upaya adaptasi sektor sumberdaya air dan pertanian untuk mengurangi dampak perubahan iklim
Abstract
Secara umum pemanasan global diartikan sebagai peningkatan suhu di seluruh
pemukaan bumi baik darat maupun laut. Peningkatan suhu permukaan bumi ini
dikarenakan oleh faktor alami (natural) dan/atau aktivitas manusia (anthropogenic).
Gas-gas rumah kaca utama yang menyebabkan terjadinya pemanasan global, antara
lain: karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oksida (N2O) dan halokarbon
(sekelompok gas yang mengandung florin, klorin dan bromin). Gas-gas ini
berakumulasi di atmosfer dan menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan
konsentrasi dari tahun ke tahun.
Laporan IPCC (2007) menyatakan bahwa pemanasan global terutama
disebabkan oleh tingginya konsentrasi gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfer.
Laporan ini juga menyatakan bahwa peningkatan GRK tersebut terutama diakibatkan
oleh aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi)
dan perubahan penggunaan/penutup lahan.
Pemanasan global dalam jangka panjang akan mempengaruhi sebagian atau
seluruh sistem iklim bumi dan memacu terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim
ini terutama berkaitan dengan perubahan unsur-unsur iklim, antara lain: radiasi surya,
lama penyinaran surya, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, evaporasi/
evapotranspirasi dan presipitasi. Dampak dari perubahan iklim tersebut adalah (1)
suhu udara menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun
terutama setelah revolusi industri pada tahun 1880-an, (2) pergeseran waktu awal
musim hujan dan perubahan distribusi serta jeluk hujan, (3) peningkatan intensitas
kejadian iklim ekstrim, dan (4) kenaikan muka air laut.
Pergeseran awal musim hujan menyebabkan terjadinya pergeseran waktu tanam
yang berimplikasi pada ketersediaan bibit dan pupuk. Perubahan distribusi dan jeluk
hujan berdampak pada ketersediaan air antar wilayah dan waktu. Intensitas kejadian
iklim ekstrim yang semakin meningkat seperti kekeringan (akibat El Nino) dan banjir
(La Nina) akan berdampak pada turunnya produksi pertanian, rusaknya bangunan air
akibat banjir, dan defisit air industri/domestik akibat kekeringan ataupun turunnya
kualitas air akibat banjir.