Show simple item record

dc.contributor.advisorYani, Mohamad
dc.contributor.advisorSuprihatin
dc.contributor.authorPurwaningsih, Ika Wati
dc.date.accessioned2016-06-06T02:18:10Z
dc.date.available2016-06-06T02:18:10Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80965
dc.description.abstractPabrik gula menggunakan sumber daya dan menghasilkan dampak terhadap lingkungan seperti GRK, asidifikasi, dan eutrofikasi yang harus dikelola. Suatu metode yang dapat berfungsi untuk menganalisis daur hidup gula tebu yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya yaitu metode LCA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi input (resources) dan output (produk, emisi, limbah, dan produk samping) berdasarkan data inventori di pabrik gula, menganalisis potensi dampak lingkungan berupa GRK, asidifikasi, dan eutrofikasi, serta mengidentifikasi alternatif perbaikan dalam upaya penurunan dampak lingkungan. Metode LCA dilakukan berdasarkan pedoman pelaksanaan LCA menurut Framework ISO 14040 yang terdiri dari 4 tahap, yaitu definisi tujuan dan ruang lingkup (goal and scope definition), menginventarisasi input dan output (inventory analysis), perkiraan dampak lingkungan dari semua input dan output (impact assessment), dan interpretasi hasil (interpretation and improvement analysis). Penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan analisis inventori pada setiap tahapan proses dalam siklus hidup gula tebu diperoleh input berupa bahan baku, bahan bakar, air, listrik, dan bahan tambahan, serta output berupa gula sebagai produk utama, produk samping, limbah, dan emisi terhadap lahan, badan air dan udara. Setiap polutan yang terkandung pada output yang dihasilkan kemudian dikelompokkan berdasarkan 3 kategori dampak, yaitu GRK, asidifikasi, dan eutrofikasi. Berdasarkan hasil analisa dampak diperoleh bahwa dampak GRK merupakan dampak tertinggi yang dihasilkan setiap tahunnya dari 2011-2014, kemudian diikuti oleh asidifikasi dan eutrofikasi. Urutan kategori polutan penyebab GRK berdasarkan yang paling tinggi adalah CO2, N2O, dan CH4, sedangkan peringkat rata-rata sumber GRK berdasarkan sumber emisi berturutturut adalah pembakaran tebu, solar, listrik, pupuk, blotong, IDO, limbah cair, dan residu. Kategori polutan yang mengakibatkan dampak terhadap asidifikasi dari yang paling tinggi adalah NO2, NH3 dan SO2, sedangkan peringkat rata-rata sumber asidifikasi berdasarkan sumber emisi berturut-turut adalah NO3 leaching, pembakaran tebu, bagasse, NH3 (urea volatilization), listrik, pupuk, IDO, solar, residu, dan blotong. Kategori polutan yang mengakibatkan dampak terhadap eutrofikasi dari yang paling tinggi adalah PO4 3-, NOx, dan NH3, sedangkan peringkat rata-rata sumber eutrofikasi berdasarkan sumber emisi berturut-turut adalah P runoff, NO3 leaching, pembakaran tebu, urea volatilization, abu ketel, bagasse, pestisida runoff, listrik, pupuk, IDO, limbah cair, residu, dan solar. Dalam upaya menurunkan emisi terhadap GRK, asidifikasi dan eutrofikasi, dalam penelitian ini menggunakan 4 alternatif. Pada alternatif 1 yaitu dengan melakukan perbaikan proses berdasarkan perhitungan neraca massa yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rendemen dari 5.58% menjadi 6.55%, penurunan emisi GRK sebesar 402.895 tCO2-eq/tahun, penurunan dampak asidifikasi sebesar 0.136 tSO2-eq/tahun, serta penurunan dampak eutrofikasi sebesar 53.221 tPO4 3- -eq/tahun. Pada alternatif 2 yaitu dengan melakukan perbaikan proses berdasarkan perhitungan analisis energi dapat menghasilkan peningkatan energi untuk nilai NEV dari -55.566 menjadi 17.608 dan nilai NER dari 0.929 menjadi 1.022. Selain itu pada alternatif 2 juga dapat menurunkan emisi GRK sebesar 177.727 tCO2-eq/tahun, penurunan dampak asidifikasi sebesar 1.339 tSO2-eq/tahun, serta penurunan dampak eutrofikasi sebesar 0.114 tPO4 3- -eq/tahun. Pada alternatif 3 menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan limbah di pabrik gula, seperti blotong, abu ketel, dan residu sebagai kompos yang diaplikasikan untuk pemupukan dapat menurunkan emisi terhadap dampak GRK sebesar 341.639 tCO2-eq/tahun, asidifikasi sebesar 10.367 tSO2-eq/tahun, dan eutrofikasi sebesar 117.529 tPO4 3- -eq/tahun. Pada alternatif 4 yaitu dengan pemanfaatan limbah blotong dan molases menjadi bahan baku pembuatan briket dapat menurunkan emisi GRK sebesar 323.232 tCO2-eq/tahun, serta penurunan dampak asidifikasi sebesar 0.244 tSO2-eq/tahun. Selain itu pada alternatif 4 juga dapat menghasilkan energi alternatif sebesar 89.893 TJ. Hasil kajian LCA menunjukkan bahwa dalam rangka mengurangi dampak lingkungan pada siklus hidup gula tebu, pabrik gula dapat menerapkan perbaikan dengan mengacu pada perhitungan neraca massa dan pemanfaatan limbah sebagai kompos. Kedua upaya tersebut dapat mengurangi dampak terhadap emisi GRK, asidifikasi, dan eutrofikasi yang lebih tinggi dibandingkan alternatif lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcAgricultural economyid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcSubang-Jawa Baratid
dc.titlePenilaian Daur Hidup (Life Cycle Assessment) Gula Tebu Di Pg Subang, Jawa Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordpenilaian daur hidupid
dc.subject.keywordindustri gulaid
dc.subject.keywordgas rumah kacaid
dc.subject.keywordasidifikasiid
dc.subject.keywordeutrofikasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record