dc.description.abstract | Asystasia gangetica (L.) T. Anderson merupakan gulma yang banyak
dijumpai di perkebunan-perkebunan kelapa sawit, dan dapat dimanfaatkan sebagai
tanaman penutup tanah di perkebunan kelapa sawit menghasilkan karena toleran
terhadap naungan. Penelitian ini disusun dalam suatu rangkaian percobaan dengan
tujuan untuk: 1) mempelajari peran A. gangetica sebagai tanaman penutup tanah
di kebun kelapa sawit menghasilkan, 2) memahami kontribusi A. gangetica dalam
peningkatan unsur hara tersedia tanah di kebun kelapa sawit menghasilkan
berdasarkan neraca haranya, dan 3) mengkaji pengaruh tanaman penutup tanah
dan teras gulud terhadap erosi serta meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman kelapa sawit.
Penelitian tahap pertama terdiri dari empat percobaan. Percobaan 1
merupakan analisis vegetasi dilakukan di kebun kelapa sawit telah menghasilkan
Unit Usaha Rejosari menggunakan metode kuadrat berukuran 1 m x 1 m dengan
umur berbeda (9, 13, dan 18 tahun). Percobaan 2 dilakukan di kebun percobaan
kelapa sawit yang telah menghasilkan Cikabayan-University Farm, IPB Dramaga
Bogor dengan jarak tanam yang berbeda (10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm, dan 40
cm x 40 cm), dengan peubah pengamatan: persentase tumbuh, persentase
penutupan tanah, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku, jumlah daun, total
luas daun, ILD, dan bobot kering bibit. Percobaan 3 menggunakan metode
litterbag diletakkan di dua tempat yang berbeda (kebun kelapa sawit telah
menghasilkan umur 5 tahun dan 17 tahun), dengan peubah pengamatan: laju
dekomposisi, dan kandungan hara tanaman. Percobaan 4 menghitung jumlah
karbon yang tersimpan dari biomasa dan tanah menggunakan petak contoh
berukuran 1 m x 1 m pada kebun kelapa sawit telah menghasilkan umur 18 tahun
di Rejosari PTPN VII, Lampung Selatan.
Penelitian tahap kedua dilaksanakan di kebun kelapa sawit Unit Usaha
Rejosari, PTPN VII, Lampung Selatan menggunakan rancangan acak kelompok
dan tiga ulangan dengan perlakuan tanpa tanaman penutup tanah, tanaman
penutup tanah N. biserrata dan tanaman penutup tanah A. gangetica. Pengamatan
meliputi sifat biologi tanah, status hara N, P, K tanah, cadangan karbon tanah,
ketersediaan hara tanah, serapan hara tanaman, dan neraca hara N, P, K tanah.
Penelitian tahap ketiga dilaksanakan di kebun kelapa sawit Unit Usaha
Rejosari, Kab. Natar, Lampung Selatan menggunakan rancangan blok terpisah
(Split Block Design) dua faktor dan enam ulangan. Petak utama yaitu: teras gulud,
terdiri dari tanpa teras gulud, dan dengan teras gulud. Anak petak yaitu tanaman
penutup tanah, terdiri dari tanpa tanaman penutup tanah, tanaman penutup tanah
N. biserrata, dan tanaman penutup tanah A. gangetica. Pengamatan meliputi erosi
tanah, jumlah C-organik, N, P, K terbawa erosi, pertumbuhan dan produksi
tanaman kelapa sawit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks keanekaragaman hayati di
kebun kelapa sawit menghasilkan Unit Usaha Rejosari PTPN VII, Kec. Natar,
Lampung Selatan termasuk tinggi sampai sangat tinggi (2.93-3.23). Gulma
dominan yang selalu dijumpai pada kebun kelapa sawit Unit Usaha Rejosari
PTPN VII, Kec. Natar, Lampung Selatan umur 9, 13 dan 18 tahun adalah
Nephrolepis biserrata Kuntze, Asystasia gangetica (L.) T. Anderson, Paspalum
conjugatum Berg., Stachytarpheta indica (L.) Vahl., Saccarum spontaneum, dan
Axonopus compressus.
Sebagai salah satu gulma dominan di kebun kelapa sawit menghasilkan, A.
gangetica dapat digunakan sebagai tanaman penutup tanah di kebun kelapa sawit
menghasilkan karena memenuhi beberapa syarat suatu tanaman sebagai tanaman
penutup tanah, yaitu cepat menutupi lahan (11-35 MST), cepat terdekomposisi (30
hari), toleran terhadap naungan, mengandung unsur hara N, P, K di dalam
jaringan tanaman, serta sebagai cadangan karbon biomasa (1.1 t C ha-1 tahun-1)
dan juga cadangan karbon tanah (39.5 t C ha-1). Dengan adanya A. gangetica
sebagai tanaman penutup tanah, mampu meningkatkan cadangan karbon tanah
sebesar 100% dibandingkan pada tanah tanpa tanaman penutup tanah.
Dengan adanya tanaman penutup tanah A. gangetica mampu
meningkatkan aktivitas, populasi dan keanekaragaman mikroorganisme tanah
dibandingkan tanah tanpa tanaman penutup tanah. Dibandingkan dengan tanaman
penutup tanah N. biserrata, tanah yang ditanami A. gangetica mampu
meningkatkan aktivitas dan populasi mikroorganisme tanah.
Tanah yang ditanami A. gangetica mampu menambah 43.7% N, 113.5%
P2O5, 162.6% K2O, dan tanah yang ditanami N. biserrata mampu menambah
40.5% N, 279.8% P2O5, 87.3% K2O, sedangkan tanah tanpa tanaman penutup
tanah terjadi pengurangan hara N, P, K melalui neraca haranya. Penambahan
unsur hara N dan K lebih besar pada tanah yang ditanami A. gangetica
dibandingkan dengan tanah yang ditanami N. biserrata.
Penerapan teknik konservasi tanah secara mekanik dan vegetatif
berpengaruh nyata terhadap erosi dan kehilangan C-organik, N, P, dan K terbawa
erosi. Perlakuan teras gulud dengan tanaman penutup tanah A. gangetica
berpengaruh nyata dalam menekan erosi dan kehilangan hara di perkebunan
kelapa sawit dibandingkan perlakuan tanpa teras gulud tanpa tanaman penutup
tanah, dan berpengaruh tidak nyata dibandingkan perlakuan teras gulud dengan
tanaman penutup tanah N. biserrata. Perlakuan teras gulud dengan tanaman
penutup tanah A. gangetica efektif menekan erosi sebesar 94.1% dan perlakuan
teras gulud dengan tanaman penutup tanah N. biserrata efektif menekan erosi
sebesar 98.6% dibandingkan dengan perlakuan tanpa teras gulud tanpa tanaman
penutup tanah. Perlakuan teras gulud dengan tanaman penutup tanah A. gangetica
efektif menekan kehilangan C-organik sebesar 99.1%, N sebesar 99.2%, P sebesar
98.9% dan K sebesar 98.5%, dan perlakuan teras gulud dengan tanaman penutup
tanah N. biserrata efektif menekan kehilangan C-organik sebesar 99.9%, N
sebesar 99.9%, P sebesar 99.4% dan K sebesar 99.6% dibandingkan dengan
perlakuan tanpa teras gulud tanpa tanaman penutup tanah.
Tanaman penutup tanah N. biserrata dan A. gangetica dengan teras gulud
mampu meminimalkan jumlah pelepah sengkleh dan jumlah bunga jantan pada
saat musim kering. dan 99.9%, dan 99.9%,99.4%, | id |