Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Miskin Di Provinsi Sulawesi Tengah
View/ Open
Date
2016Author
Yusdiyanto, Sigit
Nuryartono, Nunung
Hartoyo, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian tentang pengaruh pola konsumsi pangan terhadap kemiskinan di
suatu wilayah sudah lama menjadi salah satu kajian penting untuk lebih
memahami pentingnya sektor pangan dan penanggulangan kemiskinan. Minimnya
sumber pendapatan masyarakat secara langsung mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan pangan dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat,
sehingga diperoleh kualitas sumberdaya Indonesia yang mempunyai daya saing.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pola konsumsi
pangan rumah tangga miskin di Provinsi Sulawesi Tengah; mengidentifikasi
indikator yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga miskin; dan
menganalisis respon dari harga, pendapatan dan demografi perubahan
karakteristik. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data panel
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2008-2010 periode Maret dengan
cakupan Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah sampel rumah tangga di Provinsi
Sulawesi Tengah dari tahun 2008-2010 adalah 3365 rumah tangga, kemudian
dipilih sampel lagi sebanyak 524 rumah tangga miskin. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis menggunakan model Linear
Approximation Almost Ideal Demand System (LA-AIDS). Variabel-variabel yang
digunakan untuk mengestimasi pangsa pengeluaran pangan antara lain: harga
komoditas, pendapatan riil, jumlah anggota rumah tangga, wilayah tempat tinggal,
dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga.
Secara umum, pola konsumsi dipengaruhi oleh harga sendiri, harga
komoditas lain, pendapatan, jumlah anggota rumah tangga, wilayah tempat tinggal
(perdesaan/perkotaan), dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga pada taraf
nyata 1 persen. Nilai elastisitas harga sendiri menunjukkan permintaan seluruh
komoditas bersifat inelastis. Kecukupan karbohidrat sebagai pangan pokok utama
rumah tangga miskin Sulawesi Tengah adalah beras dan non beras. Komoditi
ikan, ikan asin, susu dan buah menjadi pilihan alternatif dalam memenuhi
kebutuhan konsumsi pada rumah tangga miskin di Provinsi Sulawesi Tengah,
namun kecenderungan peningkatan konsumsi rokok pada rumah tangga miskin
menjadi kekhawatiran tersendiri jika dikaitkan dengan program ketahanan pangan
secara nasional.
Implikasi kebijakan yang disarankan ke pemerintah daerah yakni perlu
adanya program diversifikasi pangan di Provinsi Sulawesi Tengah. Komoditi non
beras belum dapat dijadikan makanan pokok alternatif pengganti beras. Selain itu,
Perlu adanya program di bidang kesehatan dan badan ketahanan pangan daerah
untuk mengurangi konsumsi rokok di Provinsi Sulawesi Tengah.
Collections
- MT - Economic and Management [2967]