Dimensi Pohon Sentang (Azadirachta Excelsa Jack.) Dan Produksi Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Di Dalam Sistem Agroforestri)
View/Open
Date
2016Author
Puri, Suci Ratna
Wijayanto, Nurheni
Wulandari, Arum Sekar
Metadata
Show full item recordAbstract
Sistem yang memadukan kehutanan dengan pertanian dikenal dengan
agroforestri. Penggunaan lahan tidur di bawah tegakan, akan lebih
mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang selama ini belum termanfaatkan.
Tanaman sentang (Azadirachta excelsa Jack.) merupakan salah satu tanaman yang
dapat digunakan dalam sistem agroforestri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis dimensi pohon, respon fisiologi, pertumbuhan dan produksi berbagai
varietas kedelai (Grobogan, Anjasmoro, Tanggamus dan Wilis) di dalam sistem
agroforestri sentang.
Penelitian ini terdiri dari 2 percobaan yaitu percobaan pertama untuk
mengetahui perbedaan dimensi pohon sentang pada pola agroforestri dan
monokultur sentang, sedangkan percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui
pengaruh fisiologi, pertumbuhan dan produksi kedelai pada pola agroforestri dan
monokultur kedelai. Percobaan pertama menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL), dengan faktor tunggal, yaitu pola tanam dengan 2 taraf dan perlakuan
diulang 16 kali. Jumlah tanaman per satuan percobaan sebanyak 1 pohon. Pola
tanam yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu Monokultur sentang (So) dan
Agroforestri sentang dan kedelai (S1). Percobaan kedua menggunakan rancangan
petak terbagi (split plot design) yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Pola
tanam sebagai petak utama, yang terdiri dari pola tanam agroforestri (S1) dan
monokultur (S0). Faktor kedua yang merupakan anak petak adalah berbagai
varietas kedelai yang terdiri dari Varietas Grobogan, Anjasmoro, Tanggamus dan
Wilis. Penelitian dilaksanakan di Kebun Pusat Penelitian Tanaman Obat
Biofarmaka di Cikabayan Kampus IPB dengan luas lahan 450 m2. Pelaksanaan
untuk penanaman kedelai dilakukan pada lahan yang sudah ditanami tanaman
sentang yang telah berumur 1 tahun dengan jarak tanam 2.5 m x 2.5 m.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan tinggi pohon,
diameter batang dan diameter tajuk sentang pada plot agroforestri lebih besar
dibandingkan dengan plot monokultur. Akar lateral pada plot monokultur
memiliki kedalaman yang lebih dalam dibandingkan dengan plot agroforestri.
Perbedaan pertumbuhan tanaman pada masing-masing pola tanam agroforestri
dipengaruhi oleh adanya interaksi antar komponen tanaman. Interaksi yang positif
pada pola agroforestri akan menghasilkan peningkatan pertumbuhan dan produksi
dari semua komponen tanaman yang ada pada pola tersebut dan sebaliknya.
Perbedaan dimensi sentang dalam penelitian ini terjadi karena pemeliharaan yang
diberikan pada tanaman kedelai memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan sentang. Pemeliharaan pada tanaman kedelai seperti pemupukan,
penggemburan dan penyiangan gulma secara tidak langsung berdampak pada
pertumbuhan sentang.
Kedelai pada pola monokultur sentang mengandung klorofil a, kandungan
karoten dan total klorofil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai pada pola
tanam agroforestri. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedelai melakukan adaptasi
terhadap cekaman cahaya yang dicapai melalui mekanisme penghindaran dengan
meningkatkan efisiensi penangkapan cahaya dan mekanisme toleran dengan
menurunkan titik kompensasi cahaya. Serapan hara N, P, dan K pada pola tanam
monokultur memiliki serapan hara lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai pada
pola tanam agroforestri. Varietas Tanggamus, Anjasmoro, dan Wilis pada plot
monokultur memiliki pertumbuhan dan produksi yang lebih baik dibandingkan
dengan Varietas Grobogan. Hasil/ha kedelai yang diperoleh pada penelitian ini
menunjukkan Varietas Tanggamus dan Wilis memiliki hasil/ha yang melebihi
hasil/ha berdasarkan deskripsi yang dikeluarkan oleh Balai Penelitian Tanaman
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, sedangkan Varietas Grobogan dan
Anjasmoro hasil/ha yang didapatkan lebih rendah dibandingkan deskripsi. Hal
tersebut menunjukkan bahwa Varietas Tanggamus dan Wilis memiliki toleransi
terhadap kondisi lingkungan yang ada di lokasi penelitian. Penggunaan berbagai
varietas kedelai pada agroforestri tanaman sentang umur 1 tahun menghasilkan
produksi yang sama dengan produksi pada pola tanam monokultur.
Collections
- MT - Forestry [1445]