Show simple item record

dc.contributor.advisorWahju, Ronny Irawan
dc.contributor.advisorIskandar, Budhi Hascaryo
dc.contributor.advisorSoeboer, Deni Achmad
dc.contributor.authorHelman Nur Yusuf, Helman Nur
dc.date.accessioned2016-05-19T04:43:49Z
dc.date.available2016-05-19T04:43:49Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80492
dc.description.abstractPukat cincin (purse seine) merupakan alat tangkap yang efektif dalam menangkap ikan. Pengembangan metode penangkapan berdasarkan karakteristik kapal, faktor teknis yang mempengaruhi hasil tangkapan terhadap kedalaman renang ikan pelagis pada sebaran vertikal. Dengan mengetahui sebaran vertikal ikan diharapkan pengembangan alat tangkap pukat cincin dapat meningkatkan selektivitas terhadap hasil tangkapan (target spesies), keberlanjutan dan ketersedian sumberdaya perikanan Indonesia khususnya di Perairan Selatan Jawa Samudera Hindia di WPP 573. Keberhasilan operasi penangkapan purse seine dipengaruhi oleh faktor teknis seperti kecepatan relatif kapal ketika melingkari ikan, kecepatan penarikan purse line, kecepatan tenggelam jaring, sedangkan faktor lainnya relatif sama. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh faktor teknis terhadap hasil tangkapan pukat cincin dan pertama kali ikan tertangkap (Lc) berdasarkan kedalaman renang ikan secara vertikal di perairan Pacitan, Jawa Timur. Manfaat penelitian sebagai dasar pertimbangan pengembangan usaha perikanan, kontribusi terhadap pengelolaan perikanan secara berkelanjutan dan bahan informasi tentang keragaan alat tangkap pukat cincin. Penelitian dilakukan pada Februari-Desember 2013 dengan 57 kapal penangkap sebanyak 291 stasiun. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan persamaan analisis regresi linier berganda dan menghasilkan nilai Y = - 62.159,33 + 13.300,80 X1 + 10.938,21 X2 + 812,96 X3. Dimana kecepatan melingkar (X1) menghasilkan sebesar 13.300,80 kg, penarikan purse line (X2) sebesar 10.938,21 kg dan kecepatan tenggelam jaring (X3) sebesar 812,96 kg. Sedangkan proporsi hasil tangkapan pukat cincin seperti madidihang (Thunnus albacares) sebesar 23,5%, layang (Decapterus macarellus) 22,5%, cakalang (Katsuwanus pelamis), 14,9%, tongkol komo (Euthynnus affinis)13,7%, lemadang (Coryphaena hippurus) 7,6%, kambing-kambing (Canthidermis maculata) 6,9%, sunglir (Elagatis bipinulatus) 6,7% dan tenggiri (Scrombedies commerson)7,6%. Koefisien determinasi 87,86% dan musim penangkapan ikan memiliki pola yang sama dengan kontribusi hasil tangkapan. Ikan pelagis yang tertangkap pada ukuran mata jaring kantong 1,5 inch dalam jaring 120 m cenderung lebih kecil dibandingkan dengan ukuran mata jaring kantong 1,75 inch dalam jaring 136 m. Ukuran ikan yang tertangkap lebih besar pada ukuran mata jaring kantong 1,75 inch dan menunjukkan perbedaan ukuran rata-rata ikan pertama kali tertangkap (Lc). Perikanan pukat cincin Pacitan dapat dikatagorikan tidak ramah lingkungan karena banyak ikan pelagis besar yang belum layak tangkap tertangkap, selain itu ukuran dan kedalaman jaring melebihi dari peraturan yang telah ditentukan pemerintah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisherierid
dc.subject.ddcFishing gearid
dc.subject.ddc2013id
dc.subject.ddcPacitan-Jawa Timurid
dc.titleKarakteristik Teknis Pukat Cincin, Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan Di Pacitan, Jawa Timurid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPukat cincinid
dc.subject.keywordfaktor teknisid
dc.subject.keywordikan pelagisid
dc.subject.keywordPacitanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record