Karakteristik Teknis Pukat Cincin, Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan Di Pacitan, Jawa Timur
View/ Open
Date
2016Author
Helman Nur Yusuf, Helman Nur
Wahju, Ronny Irawan
Iskandar, Budhi Hascaryo
Soeboer, Deni Achmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Pukat cincin (purse seine) merupakan alat tangkap yang efektif dalam
menangkap ikan. Pengembangan metode penangkapan berdasarkan karakteristik
kapal, faktor teknis yang mempengaruhi hasil tangkapan terhadap kedalaman
renang ikan pelagis pada sebaran vertikal. Dengan mengetahui sebaran vertikal
ikan diharapkan pengembangan alat tangkap pukat cincin dapat meningkatkan
selektivitas terhadap hasil tangkapan (target spesies), keberlanjutan dan
ketersedian sumberdaya perikanan Indonesia khususnya di Perairan Selatan Jawa
Samudera Hindia di WPP 573.
Keberhasilan operasi penangkapan purse seine dipengaruhi oleh faktor
teknis seperti kecepatan relatif kapal ketika melingkari ikan, kecepatan penarikan
purse line, kecepatan tenggelam jaring, sedangkan faktor lainnya relatif sama.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh faktor teknis terhadap hasil
tangkapan pukat cincin dan pertama kali ikan tertangkap (Lc) berdasarkan
kedalaman renang ikan secara vertikal di perairan Pacitan, Jawa Timur. Manfaat
penelitian sebagai dasar pertimbangan pengembangan usaha perikanan, kontribusi
terhadap pengelolaan perikanan secara berkelanjutan dan bahan informasi tentang
keragaan alat tangkap pukat cincin.
Penelitian dilakukan pada Februari-Desember 2013 dengan 57 kapal
penangkap sebanyak 291 stasiun. Metode yang digunakan adalah studi kasus
dengan menggunakan persamaan analisis regresi linier berganda dan
menghasilkan nilai Y = - 62.159,33 + 13.300,80 X1 + 10.938,21 X2 + 812,96 X3.
Dimana kecepatan melingkar (X1) menghasilkan sebesar 13.300,80 kg, penarikan
purse line (X2) sebesar 10.938,21 kg dan kecepatan tenggelam jaring (X3) sebesar
812,96 kg. Sedangkan proporsi hasil tangkapan pukat cincin seperti madidihang
(Thunnus albacares) sebesar 23,5%, layang (Decapterus macarellus) 22,5%,
cakalang (Katsuwanus pelamis), 14,9%, tongkol komo (Euthynnus affinis)13,7%,
lemadang (Coryphaena hippurus) 7,6%, kambing-kambing (Canthidermis
maculata) 6,9%, sunglir (Elagatis bipinulatus) 6,7% dan tenggiri (Scrombedies
commerson)7,6%. Koefisien determinasi 87,86% dan musim penangkapan ikan
memiliki pola yang sama dengan kontribusi hasil tangkapan.
Ikan pelagis yang tertangkap pada ukuran mata jaring kantong 1,5 inch
dalam jaring 120 m cenderung lebih kecil dibandingkan dengan ukuran mata
jaring kantong 1,75 inch dalam jaring 136 m. Ukuran ikan yang tertangkap lebih
besar pada ukuran mata jaring kantong 1,75 inch dan menunjukkan perbedaan
ukuran rata-rata ikan pertama kali tertangkap (Lc). Perikanan pukat cincin
Pacitan dapat dikatagorikan tidak ramah lingkungan karena banyak ikan pelagis
besar yang belum layak tangkap tertangkap, selain itu ukuran dan kedalaman
jaring melebihi dari peraturan yang telah ditentukan pemerintah.
Collections
- MT - Fisheries [3019]