dc.description.abstract | Tujuan penelitian ini adalah menganalisis daya saing komoditi unggulan
ekspor Indonesia ke Turki, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor
dan impor komoditi unggulan antara Indonesia dengan Turki, dan menganalisis
kesesuaian struktur ekspor dan impor antara Indonesia dengan Turki.
Studi menggunakan data time series pada tahun 1996-2014.Metode analisis
adalah Revealed Comparative Advantage (RCA), Intra-Industry Trade (IIT), Trade
Complementarity Index (TCI), dan Ordinary Least Square (OLS). Hasil RCA
menunjukkan komoditas ekspor utama Indonesia ke Turki adalah kain tenun dari
serat stapel buatan, asam stearat, palm oil dan karet alam. Indeks IIT menunjukkan
bahwa perdagangan hanya terjadi satu arah dari Indonesia.
Komoditas impor dari Turki adalah karpet, boraks, tepung gandum, dan
tembakau. TCI menunjukkan rendahnya kesesuaian antara ekspor Indonesia dan
impor Turki. GDP per capita Turki memiliki pengaruh positif terhadap ekspor dan
GDP per capita Turki memberikan pengaruh positif terhadap impor. Nilai tukar
memiliki pengaruh positif pada ekspor dan negatif pada impor. Harga dan tingkat
tarif memiliki dampak negatif pada ekspor dan impor. Variabel Dummy Non-tariff
memiliki pengaruh negatif pada ekspor kain tenun dari serat stapel. Sementara di
sisi impor, berpengaruh negatif terhadap tepung gandum.
Pemerintah Indonesia harus mengejar strategi dalam kerjasama
perdagangan sebagai upaya untuk mengurangi hambatan perdagangan terutama
tarif yang dikenakan pada kain tenun dari serat stapel buatan, asam stearat, palm oil,
dan karet alam. Pengurangan tarif terutama bagi kain dari serat stapel yang terkena
tarif 8%, asam stearat 5.1%, dan palm oil sebesar 24.9% yang meningkat dari tahun
ke tahun yang pada awalnya hanya terkena tarif sebesar 8%. Sementara pada
hambatan non-tarif, Pemerintah mengadakan sosialisasi kepada eksportir mengenai
standar yang harus dipenuhi berkenaan dengan hambatan QR prohibition berupa
pelarangan label ilegal yang dikenakan pada kain hasil tenunan serat stapel buatan.
Indonesia banyak mengekspor komoditi Palm Oil dan Karet Alam.
Perlunya pengembangan produk-produk primary goods untuk terus meningkatkan
daya saing serta memproduksi komoditi-komoditi olahannya. Sehingga diharapkan
Indonesia tidak hanya dibutuhkan sebagai negara sumber bahan utama dalam
proses produksi, namun berkembang menjadi pemasok komoditi olahan yang
memiliki nilai tambah lebih tinggi bagi Indonesia. | id |