dc.description.abstract | Peranan cabai saat ini selain sebagai tanaman konsumsi mulai mengarah
ke tanaman hias. Cabai hias masih memiliki rasa pedas seperti cabai konsumsi
tetapi jarang dikonsumsi karena terdapat aroma langu pada saat dikonsumsi.
Peluang inilah yang bisa dijadikan salah satu ide untuk mengembangkan tanaman
cabai hias sekaligus sebagai cabai konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
memperoleh informasi keragaman genetik dari cabai besar, cabai rawit dan cabai
keriting serta ketahanannya terhadap layu fusarium, dan (2) memperoleh
informasi tentang pola pewarisan beberapa karakter kualitatif dan kuantitatif pada
tanaman cabai yang berhubungan dengan kriteria cabai hias dan cabai yang
memiliki kualitas buah yang baik.
Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan. Percobaan pertama karakterisasi 24
genotipe cabai yang berasal dari jenis cabai besar, cabai rawit dan cabai keriting
serta uji ketahanannya terhadap layu Fusarium. Percobaan kedua adalah studi pola
pewarisan karakter kualitatif dan kuantitatif hasil persilangan antara cabai besar
dan cabai rawit. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa populasi yang
diamati memiliki keragaman tinggi. Hasil analisis gerombol menggunakan 34
peubah pada tingkat kemiripan 85% membagi genotipe cabai menjadi 6 kelompok.
Setiap jenis cabai mengelompok menjadi kelompok cabai rawit, cabai besar, dan
cabai keriting kecuali genotipe IPB C174, IPB C15, dan IPB C20. Hasil pengujian
ketahanan terhadap penyakit layu fusarium genotipe yang diuji berada pada
kisaran tahan hingga agak rentan. Genotipe yang tahan adalah IPB C4, IPB C111,
IPB C152, IPB C159, dan IPB C174 sedangkan genotipe yang agak rentan adalah
IPB C3, IPB C5, dan IPB C313.
Hasil percobaan kedua menunjukkan bahwa karakter pemendekan ruas
(shortened internode), orientasi buah dan warna antosianin pada tangkai anter
dikendalikan oleh satu gen sedangkan karakter warna antosianin pada anter
dikendalikan oleh dua gen. Nisbah Mendel 1:3 sesuai untuk karakter pemendekan
ruas dan orientasi buah ke atas yang menunjukkan bahwa karakter ini
dikendalikan oleh satu gen resesif sedangkan nisbah Mendel 3:1 sesuai untuk
karakter warna antosianin pada tangkai anter yang menunjukkan bahwa karakter
ini dikendalikan oleh satu gen dominan. Nisbah Mendel 13:3 sesuai untuk
karakter warna antosianin pada anter yang menunjukan bahwa karakter tersebut
dikendalikan oleh dua gen yang bekerja secara dominan dan resesif epistasis.
Model genetik aditif-dominan dengan interaksi aditif-aditif dan dominan-dominan
sesuai untuk semua karakter. Heritabilitas dalam arti luas pada karakter yang
diamati berada pada kisaran tinggi, sedangkan heritabilitas arti sempit berada pada
kisaran rendah-tinggi. Peran gen aditif lebih besar dibandingkan gen dominan
pada karakter panjang dan diameter buah sedangkan pada karakter tinggi tanaman
dan bobot per buah peran gen dominan lebih besar dibandingkan gen aditif. | id |