Show simple item record

dc.contributor.advisorKusumo, Yudiwanti Wahyu Endro
dc.contributor.advisorSyukur, Muhamad
dc.contributor.advisorWidodo
dc.contributor.authorHapshoh, Siti
dc.date.accessioned2016-04-27T04:52:05Z
dc.date.available2016-04-27T04:52:05Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80148
dc.description.abstractPeranan cabai saat ini selain sebagai tanaman konsumsi mulai mengarah ke tanaman hias. Cabai hias masih memiliki rasa pedas seperti cabai konsumsi tetapi jarang dikonsumsi karena terdapat aroma langu pada saat dikonsumsi. Peluang inilah yang bisa dijadikan salah satu ide untuk mengembangkan tanaman cabai hias sekaligus sebagai cabai konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh informasi keragaman genetik dari cabai besar, cabai rawit dan cabai keriting serta ketahanannya terhadap layu fusarium, dan (2) memperoleh informasi tentang pola pewarisan beberapa karakter kualitatif dan kuantitatif pada tanaman cabai yang berhubungan dengan kriteria cabai hias dan cabai yang memiliki kualitas buah yang baik. Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan. Percobaan pertama karakterisasi 24 genotipe cabai yang berasal dari jenis cabai besar, cabai rawit dan cabai keriting serta uji ketahanannya terhadap layu Fusarium. Percobaan kedua adalah studi pola pewarisan karakter kualitatif dan kuantitatif hasil persilangan antara cabai besar dan cabai rawit. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa populasi yang diamati memiliki keragaman tinggi. Hasil analisis gerombol menggunakan 34 peubah pada tingkat kemiripan 85% membagi genotipe cabai menjadi 6 kelompok. Setiap jenis cabai mengelompok menjadi kelompok cabai rawit, cabai besar, dan cabai keriting kecuali genotipe IPB C174, IPB C15, dan IPB C20. Hasil pengujian ketahanan terhadap penyakit layu fusarium genotipe yang diuji berada pada kisaran tahan hingga agak rentan. Genotipe yang tahan adalah IPB C4, IPB C111, IPB C152, IPB C159, dan IPB C174 sedangkan genotipe yang agak rentan adalah IPB C3, IPB C5, dan IPB C313. Hasil percobaan kedua menunjukkan bahwa karakter pemendekan ruas (shortened internode), orientasi buah dan warna antosianin pada tangkai anter dikendalikan oleh satu gen sedangkan karakter warna antosianin pada anter dikendalikan oleh dua gen. Nisbah Mendel 1:3 sesuai untuk karakter pemendekan ruas dan orientasi buah ke atas yang menunjukkan bahwa karakter ini dikendalikan oleh satu gen resesif sedangkan nisbah Mendel 3:1 sesuai untuk karakter warna antosianin pada tangkai anter yang menunjukkan bahwa karakter ini dikendalikan oleh satu gen dominan. Nisbah Mendel 13:3 sesuai untuk karakter warna antosianin pada anter yang menunjukan bahwa karakter tersebut dikendalikan oleh dua gen yang bekerja secara dominan dan resesif epistasis. Model genetik aditif-dominan dengan interaksi aditif-aditif dan dominan-dominan sesuai untuk semua karakter. Heritabilitas dalam arti luas pada karakter yang diamati berada pada kisaran tinggi, sedangkan heritabilitas arti sempit berada pada kisaran rendah-tinggi. Peran gen aditif lebih besar dibandingkan gen dominan pada karakter panjang dan diameter buah sedangkan pada karakter tinggi tanaman dan bobot per buah peran gen dominan lebih besar dibandingkan gen aditif.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSpice plantsid
dc.subject.ddcCapsicum annumid
dc.subject.ddc2013-2014id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePewarisan Karakter Kualitatif Dan Kuantitatif Pada Persilangan Cabai Besar Dan Cabai Rawit Serta Ketahanannya Terhadap Penyakit Layu Fusariumid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcabai hiasid
dc.subject.keywordkarakter kualitatifid
dc.subject.keywordkarakter kuantitatifid
dc.subject.keywordpewarisanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record